Perjuangan Berbasis Akhlak: Pelajaran dari Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Menjadikan syari’at Islam sebagai solusi bagi persoalan-persoalan yang dihadapi umat Islam dan masyarakat dunia pada umumnya, telah menjadi jargon perjuangan mayoritas kelompok pergerakan Islam. Tetapi bagaimana cara mencapainya berbeda-beda. Ada yang berjuang melalui jalan politik, dakwah, sampai penggunaan ‘narasi perlawanan’. Setiap kelompok pergerakan memiliki ciri khas masing-masing.

Ketika di penjara, saya merenungkan mengenai jalan perjuangan alternatif yang bisa dilakukan oleh seluruh umat Islam tanpa harus berafiliasi pada kelompok pergerakan tertentu. Maka kemudian saya menemukan bahwa semua orang Islam bisa menjadi ‘pejuang Islam’ bila mampu menampilkan akhlak yang baik sesuai ajaran Islam dan mampu menjadi solusi bagi orang-orang di sekitarnya.

Saya mengambil pelajaran dari sejarah masuknya Islam ke Nusantara yang tanpa penaklukkan satu pasukan Islam pun, hanya melalui dakwah yang dilakukan oleh para pedagang muslim dari Gujarat dan Timur Tengah. Dakwah para pedagang muslim itu berhasil karena awalnya penduduk lokal itu terkesan dengan akhlak para pedagang muslim itu dan merasa diuntungkan dengan praktek muamalah dalam perdagangan dengan para pedagang muslim tersebut.

Jadi ada dua hal yang mebuat penduduk lokal jatuh hati pada Islam, yaitu akhlak para pedagang muslim itu dan praktek muamalah yang menguntungkan karena keadilan dan kejujuran dalam transaksinya. Dua hal inilah yang menjadi pintu masuk bagi dakwah Islam ke dalam masyarakat Indonesia saat itu.

Masyarakat lalu ingin tahu lebih jauh tentang Islam, dan kemudian masuk Islam agar bisa menyebarkan kebaikan yang lebih besar lagi dalam lingkup yang lebih besar pula. Sehingga hanya dalam waktu beberapa dekade, berdirilah kerajaan Islam pertama di Nusantara yang menjadikan Islam sebagai dasar negara.

Nah, dari dua hal yang membuat masyarakat jatuh hati pada Islam itu dapat diambil kesimpulan bahwa dua hal ini mudah mempengaruhi orang lain karena menyangkut dua hal yang mendasar dalam kehidupan, yaitu kebutuhan akan rasa dihargai sebagai manusia dan kebutuhan ekonomi yang menopang kehidupannya.

Rasa dihargai sebagai manusia dapat tercipta atau terpenuhi dari praktek akhlak mulia dalam pergaulan yang sangat memperhatikan hak-hak asasi manusia, saling menghormati dan saling melengkapi. Sedangkan kondisi ekonomi yang lebih menguntungkan tercipta dari praktek muamalah yang adil dan jujur sehingga tercipta kondisi yang saling menguntungkan.

Dengan kata lain, pada saat itu Islam datang sebagai solusi dengan cara yang simpatik, karena masyarakat kita juga terkenal sebagai orang-orang yang ramah dan mudah menerima apa saja yang datang kepada mereka.

Lalu sekarang mengapa tidak kita coba menghadirkan kembali praktek-praktek akhlak yang mulia itu dan ber-muamalah sesuai syariat yang dengannya orang akan melihat kebaikan atau manfaat langsung darinya? Sehingga mereka kembali bangga dengan syariat Islam yang dapat terbukti menjadi solusi dari permasalahan mendasar yang sedang terjadi saat ini.

Bagaimana praktek akhlak yang mulia dapat mempengaruhi orang-orang itu?

Rasulullah SAW telah mengajarkan semua tuntunan akhlak dalam semua lini kehidupan sehari-hari baik ketika berada dalam kesempitan dan kelemahan atau ketika dalam keadaan lapang dan kuat, baik ketika sendirian atau dalam lingkup keluarga dan masyarakat, baik terhadap sesama muslim maupun sesama manusia, bahkan terhadap alam sekitar pun ada akhlak yang beliau ajarkan dan beliau berikan contohnya.

Bukankah pernah kita dengar dalam sejarah banyak panglima perang atau tentara musuh yang berperang dengan kaum muslimin yang kemudian membelot dan menyatakan masuk Islam karena terkesan dengan akhlak para panglima perang dan pasukan muslim?

Semua itu telah ada dalam sunnah yang Beliau SAW tinggalkan. Bagaimana kita harus bersikap ketika masih lemah, ketika dalam perjanjian damai, ketika dalam peperangan, ketika sudah kuat dan berkuasa, dst...dst.

Jadi begitulah yang saya yakini. Ketika kita mampu menampilkan indahnya kesempurnaan syariat Islam dalam praktek kehidupan sehari-hari secara tepat sesuai dengan situasi dan tuntutan kondisi yang terjadi, maka dengan izin Allah orang-orang akan melihat bahwa Islam adalah benar-benar solusi bagi persoalan yang terjadi saat ini.

Generasi kita saat ini ibarat orang yang tahu bahwa Islam itu agama yang benar lagi mulia, namun kurang yakin bahwa Islam adalah solusi bagi permasalahan dunia yang kita hadapi saat ini. Kita terlalu banyak memvonis ini salah itu salah, tapi kita tidak mampu menghadirkan contoh nyata yang benar, masih lebih banyak bicara daripada kerja nyata.

Misalnya, kaum muslimin mayoritas akan mengalami kondisi yang dilematis ketika misalnya kita menyampaikan haramnya sistem ekonomi ribawi, namun pada saat yang sama kaum muslimin tidak memiliki pilihan lain selain sistem ribawi tersebut.

Jadi, tugas kita adalah meyakinkan umat akan kemuliaan syariat Islam dengan amal nyata dan kita harus membuktikan bahwa dengan akhlakul karimah kita bisa hidup terhormat.

Komentar

Tulis Komentar