Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah memberikan bantuan biaya pendidikan kepada ratusan anak di Jawa Tengah yang kehilangan orangtuanya karena Covid-19. Bantuan diberikan mulai untuk tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum.
“Tingginya angka korban meninggal dunia karena Covid-19 di Jawa Tengah menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi Bapak Kapolda dan jajaran. Banyak anak menjadi yatim piatu karena hal tersebut,” ungkap Direktur Binmas Polda Jateng Kombes Pol Lafri Prasetyono saat mengisi kegiatan Angkringan Hybird bertajuk “Menyelamatkan Masa Depan Anak Terdampak Pandemi Corona” di Kabupaten Semarang, Rabu (22/9).
Dir Binmas pada kegiatan itu mewakili Kapolda Jateng Irjen Pol. Ahmad Luthfi. Dia melanjutkan, jajarannya kemudian menindaklanjuti keprihatinan itu dengan memberikan bantuan pendidikan sebagai bentuk perhatian.
Aksi ini terangkum dalam program “Aku Sedulurmu”. Untuk mewujudkan program itu, Polda Jateng sudah mendata sebanyak 285 anak yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Adapun rinciannya; 105 anak jenjang SD, 94 anak jenjang SMP dan 86 anak jenjang SMU.
“Bantuan biaya pendidikan yang diberikan adalah biaya yang di luar ditanggung pemerintah, seperti pembelian seragam atau biaya tambahan untuk bimbingan belajar, kebutuhan alat tulis, buku atau biaya praktik,” lanjut Lafri.
Detail bantuan biaya yang diberikan, terinci; usia SD sebesar Rp4,6juta untuk seragam dan sepatu serta les tambahan, usia SMP Rp5,8juta untuk seragam dan sepatu serta les tambahan, usia SMU Rp7,2juta untuk seragam dan sepatu serta les tambahan.
Lafri menyebut, biaya tersebut adalah biaya tahunan per orang yang tidak ditanggung pemerintah. Selain itu salah satunya adalah pertimbangan pendidikan setelah SMU sangat mungkin diajukan program beasiswa.
“Les tambahan sangat dibutuhkan dalam kondisi pandemi sebab proses pembelajaran daring kurang efektif. Biaya ini juga bisa dimanfaatkan secara fleksibel untuk tambahan kebutuhan alat tulis, buku, biaya praktik dan sebagainya,” tandas Lafri.
Sementara itu, kegiatan di Kabupaten Semarang itu juga dihadiri perwakilan dari Forum Anak Jawa Tengah, Komunitas Anak, Baznas Jawa Tengah, Akademisi, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah serta Jurnalis Jawa Tengah. Kegiatan itu diinisiasi Yayasan Akatara Jurnalis Sahabat Anak.
Keterangan tertulis dari Yayasan Akatara sendiri menyebut sejak Pandemi Covid-19 melanda pada pertengahan Maret 2020 menimbulkan dampak luar biasa di tengah masyarakat, tak terkecuali anak.
Kementerian Sosial RI mencatat hingga September 2021 tak kurang 2000 anak di Indonesia menjadi yatim, piatu dan yatim piatu sebab orangtua mereka meninggal karena terpapar Covid-19.
Di Jawa Tengah sendiri, akibat dampak ini hingga pertengahan Agustus 2021 jumlah anak yatim piatu karena Covid-19 mencapai 9.807 anak. Sebagian di antaranya masih berusia belia.