Kasus positif COVID-19 di beberapa daerah di Indonesia seperti di Kudus dan DKI Jakarta mengalami lonjakan secara signifikan. Secara Nasional penambahan konfirmasi kasus positif COVID-19 pada Hari Minggu (20/6/2021) bertambah sebanyak 13.737 kasus. Angka itu menunjukkan trend terus naik misalnya dari Jumat (18/6) sebanyak 12.990 dan Kamis tercatat 12.624 positif COVID-19. Pertambahan kasus positif itu tertinggi sejak periode Januari-Februari yang lalu merupakan dampak Liburan Natal dan Tahun Baru 2021.
Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Kartikasari Broto Asmoro, kenaikan angka tersebut salah satunya disebabkan oleh varian baru COVID-19 yang biasa dikenal dengan varian India. Selain itu penyebab lonjakan adalah karena disebabkan oleh libur panjang Idul Fitri beberapa waktu lalu.
Namun dr Reisa mewanti-wanti kepada masyarakat agar tidak panik sembari terus menerapkan protol kesehatan secara disiplin. Pasalnya menurut Reisa sejumlah penelitian ilmiah menunjukkan vaksin COVID-19 terbukti dapat memberikan perlindungan varian delta atau atau varian b.1.617.2. Varian tersebut sebelumnya dikenal dengan dengan nama varian ‘India’.
Berdasarkan data terbaru dari Public Health England (PHE) menyebutkan dua dosis vaksin COVID-19 Astrazeneca 92 persen efektif mencegah rawat inap yang disebabkan varian delta dan tidak menunjukkan adanya kematian di antara mereka yang divaksinasi. Selain itu Vaksin juga menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi terhadap Varian Alpha atau b.1.1.7 yang sebelumnya disebut varian ‘kent’ Inggris dengan menurunkan 86 persen rawat inap dan tidak ada kematian yang dilaporkan.
Menurut Reisa mengatakan, efikasi yang lebih tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap akibat COVID-19 didukung oleh data terbaru yang menunjukkan bahwa respon sel t yang kuat terhadap pemberian vaksin COVID-19 Astrazeneca, diduga memiliki korelasi terhadap perlindungan yang tinggi dan bertahan lama. Menurut Reisa laporan tersebut dibuat berdasarkan analisis terhadap 14.019 kasus varian delta.
Selain itu dr Reisa juga menjelaskan, berdasarkan hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada Mei 2021, yang menyatakan Vaksin Sinovac efektif mencegah kematian. Vaksinasi dosis lengkap secara signifikan dapat menurunkan risiko dan mencegah COVID-19 bergejala berat
Menurut Reisa studi yang dilakukan pada 13 januari sampai 18 maret 2021 lalu dan melibatkan lebih dari 128 ribu orang tersebut, menunjukkan vaksinasi menurunkan risiko penderita dirawat atau bahkan kematian.
“Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa vaksinasi Sinovac dosis lengkap bisa menurunkan atau bisa mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94 %. Kajian tersebut sangat jelas menunjukkan pemberian vaksinasi lengkap 2 dosis bisa menurunkan risiko terinfeksi COVID-19 dan dapat mencegah sekitar 96% risiko perawatan dan 98% kematian,” imbuhnya
Begitu juga dengan Vaksin Sinopharm yang digunakan dalam kegiatan vaksinasi gotong-royong. Menurut Reisa, komite penasihat ahli dalam WHO atau yang disebut SAGE merekomendasikan penggunaan semua vaksin yang telah disetujui atau masuk dalam daftar Emergency Use Listing (EUL) WHO termasuk Sinopharm karena dianggap masih dapat melindungi masyarakat dari risiko komplikasi yang disebabkan COVID-19. Uji klinis fase 3 sinopharm menyatakan pemberian dua dosis vaksin ini dapat melindungi 79% orang yang menjadi peserta uji klinis lebih dari standar yang ditetapkan WHO.
“Studi-studi itu menunjukkan vaksinasi lengkap sangat disarankan karena vaksinasi pemberian dosis pertama itu belum cukup melindungi. Apabila masyarakat sudah menerima vaksinasi penuh atau lengkap, akan jauh lebih efektif dalam menurunkan risiko COVID-19 baik perawatan maupun kematian,” tegas dr Reisa.
Beberapa Langkah Antisipasi
Guna mengantisipasi lonjakan kasus positif tersebut, Pemerintah terus menghimbau agar masyarakat tetap memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan rutin. Selain itu Jauhi kerumunan dan batasi keluar rumah apabila tidak mendesak.
Selain itu Pemerintah berharap masyarakat mendukung upaya tes, lacak dan isolasi atau 3T (testing, tracing, treatment). Berani dites, jujur, dan mau melaporkan ke Puskesmas terdekat apabila kontak erat dengan pasien positif dan jalani isolasi mandiri dengan benar sesuai konsultasi dengan dokter.
“Pastikan kita tetap memakai masker dengan benar, jaga jarak, jauhi kerumunan, dan kurangi mobilitas yang tidak mendesak, dan rajin-rajinlah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan,” ujarnya.
Selain itu lanjut Reisa pemerintah juga sudah mengatur operasional sektor perkantoran dengan memberlakukan proporsi Work From Home (WFH) lebih banyak lagi. Menurutnya Menteri Erick Thohir sudah memberlakukan WFH bagi pegawai BUMN sejak 17 Juni sampai 25 Juni 2021. Selain itu Beberapa Kementerian lain pun telah melakukan hal yang sama. Satgas telah meminta agar proporsi WFH ditingkatkan sebanyak 75% di kabupaten/kota berzona merah.
“Dan ini penting, pada saat WFH, pekerja diminta tidak melakukan mobilisasi ke daerah lain,” ujar dr Reisa.
Selain pemerintah juga memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang diperpanjang dari tanggal 15 hingga 28 juni 2021 di seluruh provinsi.
Selain itu pemerintah juga sudah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 13 tahun 2021. Dalam surat edaran ini, kegiatan sosial-keagamaan, seperti ibadah, pengajian, pesta pernikahan, dan sejenisnya di zona merah, ditiadakan sampai wilayah tersebut dinyatakan aman dari COVID-19 berdasarkan penetapan pemerintah daerah.
Selain itu bagi daerah yang masih di zona merah percobaan pembelajaran tatap muka di zona merah akan ditunda. Sampai kota dan kabupaten tersebut kembali ke zona risiko rendah. Selain itu terkait libur sekolah yang akan bergulir sebentar lagi, Pemerintah mengingatkan bahwa liburan bukanlah pilihan aman apabila tidak direncanakan dengan matang. Apalagi bagi yang hendak liburan di Pulau Jawa di mana kasus positifnya sedang tinggi-tingginya.