Penerbangan secara komersial Bandar Udara Jenderal Besar Sudirman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis 3 Juni 2021, menjadi sejarah baru penerbangan di Indonesia. Lokasi ini sebelumnya pangkalan udara TNI Angkatan Udara.
Izin operasional dari Kementerian Perhubungan untuk bandara ini terbit pada 1 Juni 2021 atau tiga hari sebelumnya. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi alias Tiwi ketika itu bersama sejumlah pejabat lain, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut kedatangan penerbangan perdana dari Surabaya mendarat di sana yang dilanjutkan penerbangan ke Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Operasional komersial bandara ini juga punya cerita tersendiri. Ganjar menyebut gagasan awal terjadi sekira 15 tahun lalu, ketika masih duduk jadi anggota DPR. Ketika itu Ganjar berbincang dengan Bupati Purbalingga ketika itu, Triono Budi Sasongko. Setelah melewati beberapa periode, akhirnya gagasan itu jadi kenyataan di era Bupati Tiwi, yang tak lain adalah puteri Triono Budi Sasongko.
Penerbangan komersial perdana di bandara ini adalah pesawat Citilink tipe ATR. Sementara penerbangan dilayani 2 kali seminggu, yakni pada Kamis dan Sabtu.
Meskipun belum bisa didarati pesawat tipe Boeing alias yang ukurannya lebih besar, operasional bandara ini terbilang capaian yang bagus untuk moda transportasi, khususnya di eks Karesidenan Banyumas; yakni Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara.
Selain, Banyumas dan Cilacap, memang dilalui kereta api. Namun, untuk perjalanan dari kota besar luar Jawa Tengah, tentu dibutuhkan waktu yang panjang. Sementara, Purbalingga dan Banjarnegara sendiri yang notabene ada di wilayah tengah Jawa Tengah, belum dilalui rute kereta api. Sehingga, pilihan satu-satunya moda transportasi umum ke sana adalah bus atau mobil travel.
Di wilayah dengan kode Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) alias pelat R ini sebenarnya punya beragam potensi wisata yang menarik. Terutama yang berada di Lereng Gunung Slamet maupun Banjarnegara yang punya Dieng.
Wisata khas Purbalingga sendiri, di antaranya Waterpark Owabong, Goa Lawa hingga Taman Bunga Kutabawa yang terletak di Kaki Gunung Slamet. Sementara bergeser sedikit ke Banjarnegara, ada Dieng dengan segenap keindahannya.
Untuk Dieng sendiri, kalau ditempuh dari Semarang yakni Bandara Jenderal Besar Ahmad Yani, jaraknya lebih dari 100 km. Cukup melelahkan jika melakukan perjalanan darat. Memang, tak terpaut cukup jauh dibandingkan jika mendarat dari Bandara Jenderal Besar Sudirman itu. Namun setidaknya, ini cukup menghemat waktu dibanding perjalanan dari luar provinsi sepenuhnya memakai jalur darat.
Bandara ini juga punya sejarah panjang. Arealnya dibangun pada masa Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda, sempat dikuasai Jepang sebelum akhirnya dikuasai Pemerintah RI yakni TNI AU. Saat itu namanya masih Lapangan Terbang Wirasaba. Pada 2016, terjadi pergantian nama pangkalan udara itu, dari Wirasaba diganti menjadi Lanud Jenderal Besar Sudirman. Pergantian nama itu diharapkan bisa menjadi semangat khususnya warga Purbalingga dan sekitarnya untuk menghidupkan dan memajukan wilayahnya, meniru semangat juang Jenderal Besar Sudirman.
FOTO: DOK. HUMAS PEMPROV JATENG