Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengatakan bahwa COVID-19 ikut melemahkan kapasitas kelompok teroris. Meskipun sebelumnya virus ini dianggap sebagai sekutu untuk melemahkan pemerintah. Bahkan sempat muncul seruan untuk melakukan serangan ketika aparat sedang sibuk menangani situasi pandemi.
“Untuk beberapa kelompok pros ISIS seperti MIT pada awalnya adalah sekutu (Covid-19) yang bisa melemahkan musuh Islam,” kata Sidney dalam diskusi yang digelar oleh PSKP UGM 30 April 2021.
Akan tetapi, setelah lebih dari satu tahun dirundung masa pandemi, kelompok teroris ternyata mengalami kesulitan juga. Mereka semakin sulit mencari dana. Kelompok teroris juga lebih sulit untuk mengamalkan ajaran mereka yaitu hijrah. Selain itu lanjut Sidney mereka juga mengalami kesulitan dalam merawat ideologinya. Karena pengajian yang biasa dilakukan secara offline sulit dilakukan di tengah Pandemi COVID-19.
“Pengajian kelompok ekstremis sulit diadakan. Akibatnya lebih banyak kelompok dibentuk secara online,” imbuh sosok yang sudah malang melintang di Indonesia tersebut.
Analisa Sidney menyebutkan bahwa COVID-19 juga secara tidak langsung mengurangi jumlah serangan kelompok teroris di Indonesia. Berdasarkan catatannya, hanya beberapa serangan teroris yang dilancarkan dalam kurun waktu 2020 hingga 2021. Misalnya serangan terhadap kantor Mapolsek Daha Selatan Kalimantan Selatan pada 1 Juni tahun lalu. Serangan tersebut menyebakan satu orang pelaku meninggal dunia dan menyebabkan 10 orang ditangkap Densus 88. Serangan berikutnya adalah serangan terhadap Wakapolres Karanganyar pada 21 Juni 2020. Serangan tersebut membuat dua orang pelaku meninggal dan enam orang ditangkap.
“Yang terbaru serangan bom Gereja Katedral Makassar yang menyebabakan kedua pelaku meninggal dunia. Dan terakhir serangan Mabes Polri oleh Zakiah. Pelakunya meninggal dunia. Secara keseluruhan sepanjang tahun 2021 hingga Maret ada 94 terduga teroris ditangkap. Sementara pada tahun lalu ada 228 orang ditangkap,” pungkas Sidney
Seperti yang diketahui, pengganti Abu Bakar Al Baghdadi yaitu Abu Ibrahim Al Hasyimi Al Qurashi melalui juru bicaranya (jubir) Abu Hamza Al Quraish menyerukan kepada semua tentara pendukung ISIS untuk fokus pαdα pengembαngαn rencαnα dαn strαtegi dalam mengahadapi musuh-musuh mereka. Abu Ibrahim menyerukan untuk meningkαtkαn operasi dαn membαlαs dendαm demi kehormatan mereka dan atαs apα yαng diαlαmi penduduk sunni.
Selain itu, Abu Ibrahmin menegaskan kepada pengikutnya agar jangan melewatkan kesempatan pandemi Covid 19 ini untuk melakukan serangan dan membebaskan para Jihadis yang sedang ditahan di Suriah, Irak, maupun di tempat lain. Dia juga meminta kepada para Muwahid yang saat ini ditahan penjara agar selalu bersabar, serta menunggu saat pembebasan mereka.
“Ambil semuα sebαb-sebαb dαn jαngαn lewαtkαn kesempαtαn (pandemi covid 19) ini serta kepada pαrα tαhαnαn di penjαrα untuk bersαbαr dan tunggu sααt pembebαsαn merekα,” tegas Abu Ibrahim melalui jubirnya.
Kemudian jubir Abu Hαmzαh Λl-Qurαshi melalui sebuah rekaman suara berjudul “Dan Orang-orang Kafir akan mengetahui Untuk Siapa Tempat Kesudahan yang baik” menilai bahwa pandemi Covid 19 merupakan azab bagi negara yang memerangi ISIS. Dia menyampaikan bahwa perαng yαng dilαkukαn Amerikα Serikαt dαn sekutunyα untuk melαwαn ISIS termαsuk pαrα penguαsα negαrα-negαrα Arαb adalah hal yang sia-sia. Sekutu telah menghαbiskαn miliαrαn dolαr untuk koαlisi dαn semuαnyα tαnpα imbαlαn (kerugiαn).