Kalau kebetulan mampir di Kabupaten Klaten, bagi yang suka kulineran tak ada salahnya mencoba makan Sate Kambing “Tali Roso” Pak Tri. Rasakan sensasi makan dengan mata berair karena pengapnya asap bakaran sate namun tetap saja nikmat.
Suatu siang di bulan Maret, saya bersama dua rekan mampir di warung sate ini. Lokasi tepatnya di sebelah selatan Pasar Wedi, Kecamatan Wedi.
Satu di antara dua rekan saya itu adalah seorang mantan narapidana terorisme. Dia yang mengarahkan kami ke sini.
“Ayo coba Sate Wedi, Mas. Istimewa,” kata dia siang itu.
Karena memang perut kami lapar, okelah kami berangkat. Rekan saya ini memang hobi makan kambing, hampir di setiap perjalanan pasti merekomendasikan menu olahan kambing.
Sebut saja ketika di Salatiga diajak ke Sate Blotongan, Sate Tirus Tegal sampai Sate “Sumber” Solo. Yang terakhir ini lokasinya dekat rumah Pak Jokowi. Ada foto beliau saat makan di situ dipajang di dinding.
Nah kembali ke Sate Tali Roso alias Sate Wedi tadi, memang untuk parkir mobil lumayan susah. Jalanan di situ ramai, tak terlalu besar dan padat aktivitas pertokoan maupun pasar.
Sampai di lokasi, saya agak keheranan. Sebab satenya sangat besar. Dibakar pakai arang ditusuk besi. Ini juga tak lazim, karena biasanya sate tusuknya pakai bambu.

Ukuran potongan dagingnya memang besar-besar. Jadi kalau pesan, satu tusuk saja rasanya sudah kenyang sekali.
Di situ juga menyediakan gulai maupun olahan kambing lainnya. Namun, sate yang jadi favoritnya.
Ruangannya tak terlalu besar. Sementara si pembakar sate ada si depan warung. Ini membuat asap tentunya masuk ke ruangan.
Tapi, karena sudah nikmat makan apalagi asapnya juga membawa wangi khas bumbu sate, kecap dan kambing, pengap tak jadi soal. Justru di sinilah sensasinya he…he…he…
“Mas lahir tahun berapa? Saya tahun 91 (1991) sudah berjualan di sini,” ungkap si penjual sate ketika saya ajak ngobrol.
Foto-Foto Ruangobrol.id/Eka Setiawan