Warga Binaan Pemasyarakatan di Jateng Minta Cepat divaksin
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah, Yuspahruddin meminta warga binaan pemasyarakatan (WBP) di wilayah hukumnya agar jadi prioritas vaksinasi Covid-19.
“Karena mereka di dalam pasti tidak bisa melakukan social distancing, kalau tidur tumpuk-tumpukkan (sel terlalu penuh) apalagi ini jelang Ramadan mereka salat berjamaah, saya sudah sempat laporan minta ke Pak Gubernur (Gubernur Jateng) untuk vaksinasi ini, tapi vaksin yang datang baru sedikit-sedikit,” ungkap Yuspahruddin ketika meresmikan Coffee Shop di Lapas Perempuan Kota Semarang, Selasa 6 April 2021.
Sejauh ini, sebut mantan Kakanwil Kemenkumham Aceh ini, ada 1 WBP di Jawa Tengah yang meninggal karena terpapar Covid-19.
“Dari total penghuni sekitar 13 ribu orang,” lanjutnya.
Berdasarkan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP), jumlah penghuni pemasyarakatan di Jawa Tengah baik itu berstatus narapidana maupun tahanan yang saat ini berada di rumah tahanan negara (rutan) maupun lembaga pemasyarakatan (lapas) berjumlah 13.607 orang.
Terinci; 11.402 berstatus narapidana dan 2.205 berstatus tahanan. Mereka tersebar di 46 unit pelaksana teknis (UPT) lapas/rutan di Jawa Tengah, termasuk Nusakambangan.
“Yang meninggal, itupun ada komorbid (penyakit bawaan),” kata Yuspahruddin.
Dia juga menjelaskan, data nasional se-Indonesia, sejauh ini ada 25 WBP yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19, sekitar 5 ribu orang di antaranya sempat dinyatakan positif, namun bisa pulih setelah menjalani isolasi.
“Dari tota penghuni sekira 235 ribu orang. Makanya saya ketika bertugas di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sempat membuat kebijakan sementara tidak ada kunjungan dulu, karena kalau satu saja tertular pasti di dalam kena semua, kan kasihan mereka yang di dalam (sel),” ungkapnya.
Inovasi Warung Kopi
Sementara itu, pada kegiatan tersebut Yuspahruddin juga mengapresiasi inovasi yang dilakukan Lapas Perempuan Semarang itu. Selain pembukaan warung kopi online, juga ada inovasi pelaksanaan seminar bersifat edukasi, kegiatan pemberdayaan hingga membuat perjanjian kerjasama bersama sejumlah pemangku kepentingan.
Dia juga mengapresiasi sertifikasi WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani) yang sudah diraih Lapas Perempuan Semarang.
“Karena Kanwil sendiri pun belum dapat. Lapas Perempuan Semarang ini kalau WBK (Wilayah Bebas Korupsi) pertama kali se Indonesia yang memperoleh sertifikasi, kalau WBBM yang pertama Lapas Perempuan Malang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan Semarang Kristiana Hambawani menyebut aneka inovasi itu dilakukan sebagai pemberdayaan WBP.
“Saya kan perempuan, biasa habis aktivitas ini nyambung itu, nyambung aktivitas lain. Nah kalau diam saja pasti stress, inilah kami aktif pemberdayaan teman-teman ini (WBP),” kata mantan Kepala Bapas Surakarta ini.
Warung Kopi online di Lapas Perempuan Semarang itu bernama Paramesti Maheswari, diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya bidadari atau perempuan cantik. Total ada 9 WBP yang bekerja di situ, baik khusus untuk kopi maupun yang bertugas membuat roti. Semuanya dijual online.
“Coffee shop ini kami siapkan untuk wadah asimilasi, agar ke depan mereka punya kepercayaan diri dan inovasi di bidang kuliner. Agar nanti setelah bebas mereka sebagai perempuan punya rasa percaya diri,” tutup Kristin, sapaan akrabnya.
FOTO RUANGOBROL.ID/EKA SETIAWAN