Radikalisasi Online (4)

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Sebelum membahas tentang siapa saja yang rentan terpengaruh radikalisasi online, saya ingin menambahkan tentang satu lagi virus berbahaya selain dari pemahaman tauhid yang sempit dan ekstrim sebagaimana pembahasan sebelumnya.

Jika virus pemahaman tauhid yang sempit dan ekstrim itu sudah ada sejak tahun 2009-2010, maka virus yang baru ini baru muncul pasca deklarasi khilafahnya ISIS. Virus itu bernama : mendukung dan berbaiat kepada pemimpin ISIS serta berusaha untuk hijrah ke wilayah ISIS sebagai bukti kesempurnaan tauhid.

Lho kok ada pembaruan lagi dalam pemahaman tentang kesempurnaan tauhid?

Begini penjelasannya.

Tauhid itu memang terdiri dari dua bagian, yaitu meniadakan sesembahan-sesembahan selain Allah (bisa disebut thaghut) dan meyakini hanya Allah saja Tuhan yang berhak disembah.

Masalahnya dulu orang-orang ‘ekstrim’ itu lebih banyak membahas siapa saja yang termasuk thaghut dan cara mengingkarinya daripada bagaimana praktek meyakini bahwa hanya Allah saja yang berhak diibadahi seperti : berdakwah dengan bijak, berakhlak mulia, menerapkan muamalah yang adil dan amanah, dsb.

Nah ketika ISIS muncul dan mendeklarasikan ‘kekhilafahan’ mereka, barulah orang-orang itu mendakwahkan bahwa pembuktian dari meyakini bahwa hanya Allah saja yang berhak diibadahi adalah dengan mendukung dan berbaiat kepada pemimpin ISIS serta berusaha untuk hijrah ke wilayah ISIS.

Karena menurut mereka hanya ISIS yang telah menerapkan syariat Islam di muka bumi sehingga bukti bahwa mereka menginginkan tegaknya syariat Islam sebagai tuntutan tauhid adalah dengan berbaiat kepada pemimpin ISIS dan berusaha hijrah ke wilayah ISIS, bukan dengan memperjuangkan syariat Islam sedikit demi sedikit seperti mulai dari praktek muamalah, memperbanyak dakwah, dst, sebagaimana yang difahami mayoritas aktivis Islam.

Sesederhana itu pemahaman paling ekstrim mereka. Tauhid dianggap baru sempurna ketika seseorang terlibat dalam upaya memerangi thaghut (terlibat amaliyah, menyumbang dana, menyebarkan propaganda) dan berbaiat kepada pemimpin ISIS yang konsekwensinya harus mengikuti semua arahan dari pemimpin ISIS. Jika di luar itu maka dianggap tauhid atau imannya tidak benar.

Pemahaman ini semakin berbahaya atau semakin paten dalam membuat seseorang untuk bersemangat melakukan amaliyah (aksi teror) adalah ketika ada seruan dari petinggi ISIS kepada para pendukungnya untuk melakukan amaliyah di negerinya ketika mereka dihalangi untuk hijrah ke wilayah ISIS.

Dan kalau tidak salah ada seruan lagi untuk membuat amaliyah sebagai bukti dukungan mereka terhadap eksistensi ISIS meskipun ISIS mulai dipukul mundur dari wilayah yang dikuasainya.

Pemahaman bahwa tauhid dianggap baru sempurna ketika seseorang terlibat dalam upaya memerangi thaghut (terlibat amaliyah, menyumbang dana, menyebarkan propaganda) dan berbaiat kepada pemimpin ISIS yang konsekwensinya harus mengikuti semua arahan dari pemimpin ISIS, adalah virus yang sangat berbahaya yang disebarkan secara masif di ranah online.

Dan virus ini terus ditebar di ranah online karena mereka terus menerus membutuhkan pendukung-pendukung yang baru untuk mendukung eksistensi mereka. Termasuk kebutuhan untuk menyantuni keluarga anggota-anggota kelompok mereka yang dipenjara. Yang artinya jika semakin banyak yang dipenjara, propaganda itu juga akan terus ada.

Hmm...jadi bagaimana cara menanggulanginya ya? Ternyata cukup rumit dan akan membutuhkan waktu yang sangat panjang.

Ada yang berpendapat dengan merawat keluarga yang ditinggalkan dan sudah terpapar virus itu akan memutus mata rantai hubungan keluarga dengan kelompoknya. Ada yang berpendapat dengan menyadarkan mereka yang ada di penjara. Ada yang berpendapat dengan menggalakkan kontra narasi di ranah online. Ada yang berpendapat dengan menggalakkan dakwah yang benar di tengah masyarakat. Dst...dst.

Apapun pendapat itu selama tujuannya sama, maka seyogianya semua itu bisa saling melengkapi dan berkolaborasi. Bukan saling mengklaim bahwa metodenya adalah yang paling tepat.

(Bersambung)

ilustrasi: pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar