Mantan narapidana terorisme (napiter) Beny Irawan dikabarkan meninggal dunia Minggu 21 Februari 2020. Kabar meninggalnya Benny Irawan diinformasikan sesama mantan napiter yakni Wartoyo, asal Paguyangan Kabupaten Brebes, via grup WhatsApp.
Pukul 17.00 WIB, Wartoyo mengirimkan pesan: “Innalillahi wa Innalillahi rojiun telah meninggal dunia dengan tenang Mas Beni…pukul 15.15 WIB” dia meneruskan pesan dari staf Kesbangpol Banyumas.
Informasi ini juga diperkuat jajaran Detasemen Khusus (Densus) 88. “Betul, informasi meninggal tadi sore karena sakit gagal ginjal dan ada hipertensi, ini juga sedang kami bantu untuk pengurusan pemakaman,” kata sumber tersebut kepada ruangobrol.id Minggu malam.
Kabar meninggalnya Benny direspons di grup tersebut, baik sesama mantan napiter maupun aparat keamanan. Mereka mendoakan tempat terbaik bagi almarhum. Beberapa juga mengenang almarhum sebagai orang yang bertanggung jawab dan profesional dalam bisnis.
Salah satu aktivitasnya adalah berjualan madu. Ada salah satu rekannya pada Januari lalu order madu, kemudian dikirim dari Banyumas tempat tinggalnya ke Kota Semarang. Kemasannya sedikit bocor dan tumpah. Ini dilaporkan ke Benny, dia langsung menggantinya.
Benny Irawan sesuai KTP lahir pada 22 Mei 1977, alamat tinggalnya di RT001/RW001 Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Benny adalah mantan sipir Lapas Kerobokan Bali, yang tersangkut terorisme karena mengirimkan laptop ke Imam Samudera, terpidana mati terorisme kasus Bom Bali I dan II. Sebelumnya penetapan tersangkanya pada Agustus 2006.
Catatan ruangobrol.id, almarhum Benny Irawan juga sempat mengikuti kegiatan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada akhir 2019 dan awal 2020. Ketika itu juga menerima bantuan sebesar Rp5juta dari Kementerian Sosial dan dibelanjakan untuk usaha telor asin.
Di antara rekan-rekannya, almarhum dikenal sebagai orang yang baik hati, beberapa kali kerap membawakan telor asin sebagai oleh-oleh apabila ada yang datang ke rumahnya. Saat diajak mengobrol, Benny juga terbilang ramah, mudah diajak berkomunikasi.
Beberapa kali Benny juga kerap tampil bersama pemerintahan maupun aparat setempat untuk kegiatan-kegiatan kontra radikalisme terorisme. Dia juga tercatat sebagai anggota Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani), sebuah yayasan yang beranggotakan para mantan napiter khususnya di pantura Jawa Tengah.
Pada Maret 2020 lalu, sempat ikut kegiatan BNPT di Kota Semarang. Benny ketika itu sedang rutin cuci darah karena sakit ginjal yang dideritanya.
Pada 31 Januari 2021 lalu, Benny juga sempat dikabarkan Wartoyo sudah 4 hari terakhir dirawat di RSU Siaga Medika Banyumas, ketika itu sudah transfusi 4 kantong darah melalui jantung.
Walaupun sakit yang dideritanya, Benny tetap saja ramah dan kerap bercanda termasuk melalui grup WhatsApp. Tak menunjukkan kesedihan, namun tetap memancarkan semangat. Selamat jalan Mas Beny…
FOTO ISTIMEWA:
Wartoyo (kiri) ketika membesuk Beny Irawan di Banyumas, akhir Januari 2021 lalu.