Ganjar Pranowo Ajak Semua Pihak Bersatu Cegah Terorisme

News

by Akhmad Kusairi

Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak semua pihak bersatu dalam mencegah dan memberantas aksi terorisme di Indonesia. Menurut Ganjar faktor orang terlibat dalam aksi terorisme tidaklah tunggal. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Di antaranya adalah faktor kontestasi global di Timur Tengah maupun di kawan regional seperti Marawi di Filipina .

“Saya minta semua elemen bangsa ini tidak saling curiga. Kita harus bersatu membereskan semua masalah kita saat ini. Pendidikan itu sangat penting, dan storyteling sangat penting untuk mengkonter-narasi kelompok teroris. Terima kasih kepada Ilmuwan-ilmuwan hebat sehingga kita bisa bereskan masalah ini,” kata Ganjar dalam diskusi Terorisme dalam Spektrum Keamanan Nasional Indonesia 2021 yang diadakan oleh Kagama Tangerang Selatan dan IACSP pada Rabu (20/1/2021)

Lebih lanjut Ganjar mengingatkan kepada semua elemen bangsa Indonesia agar berkomitmen terhadap hasil konsensus para Bapak Pendiri Bangsa. Menurutnya, jangan sampai ada pihak-pihak yang ingin mendirikan negara sendiri dengan sistem yang bertentangan dengan hukum Indonesia seperti yang berkembang pesat saat ini.

Berdasarkan pertemuannya dengan seorang mantan narapidana terorisme (napiter) yang sudah insaf, Ganjar mendapatan pengakuan bahwa mereka masuk dalam jaringan teror karena terpengaruh oleh seseorang. “Saya mendatangi Napiter yang sudah mengikuti integrasi sosial. Saya tanya ke mereka. Maunya apa sih? Kita ini awalnya hanya dipengaruhi orang Pak, diajak bicara," kata Ganjar mengingat cerita dari napiter tersebut.

Lebih lanjut napiter itu bercerita bahwa ada orang yang mempengaruhinya dan menjelaskan tentang pemerintah yang sudah berbuat zalim terhadap kamu Muslimin. Dari sana, kebencian itu kemudian dipupuk dan pemerintah wajib dimusuhi. Oleh karena itu, solusi yang mereka tawarkan adalah mengganti sistem menjadi sistem yang sesuai dengan ideologi mereka. Strategi yang kemudian dilakukan adalah dengan sabar memasuki semua lini secara perlahan hingga akhirnya bisa mempengaruhi keputusan. Orang-orang ini bahkan bisa menyusup pada sektor pendidikan, pemerintahan, bahkan BUMN. Menurut Ganjar, ciri-ciri orang-orang yang sudah masuk dalam narasi radikal ini adalah mereka yang biasanya menjadi eksklusif dan memisahkan dari masyarakat umum. "Tiba-tiba kita kaget semua," tambah Ganjar.

Pendapat Ganjar tersebut diamini oleh Head of Advisor IACSP Haryoko Wirjosoestomo. Semua kejadian di Indonesia terutama aksi terorisme tidak bisa lepas dengan apa yang terjadi di dunia internasional. Seperti perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, Konflik di Timur Tengah maupun di konflik di Asia Tenggara seperti Filipina.

“Yang terjadi hari ini merupakan efek dari keamanan global. Misalnya eksakalasi ketegangan Cina dan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan. Selain itu konflik di Timur Tengah. Ada juga masalah WNI Eks ISIS di Iraq dan Suriah yang sampai sekarang belum selesai. Dan juga konflik di Asia Selatan, baik di Myanmar maupun di Filipina,” kata Haryoko

Sementara itu, Visiting Fellow RSIS Nanyang Technological University Singapore, Noor Huda Ismail juga membenarkan tentang pentingnya memahani dinamika internasional dalam aksi terorisme di Indonesia. Menurut Alumni Pesantren Ngrukui tersebut, kebanyakan pelaku teroris di tanah air tidak bisa lepas dari konflik internasional. Misalnya Perang Afghanistan melahirkan Jamaah Islamiyah anggotanya banyak menjadi pelaku.

Selain Perang Afghanistan pelaku terorisme di Indonensia juga disumbang dari orang yang terlibat di Filipina Selatan. Misalnya sosok Siswanto yang digadang-gadang menggantikan Para Wijayanto menjadi Amir JI. Dia adalah alumni konflik Filipina selatan. “Kita perlu paham bahwa apa yang terjadi di Indonesia ini pasti merupakan pengaruh dari konstalasi global. Kita akan repot kalau tidak memahami konstalasi global tersebut,” kata Noor Huda.

Komentar

Tulis Komentar