Sebagaimana kita ketahui Ustaz Abu Bakar Ba’asyir telah bebas dari penjara pada Jumat 8 Januari 2021 lalu. Beliau bebas murni setelah mendapatkan remisi sebanyak 55 bulan, sehingga hanya menjalani masa pidana selama 10 tahun 5 bulan dari vonis 15 tahun penjara. Sore harinya beliau sampai dengan selamat di rumahnya yang berada di lingkungan pesantren Al Mukmin Ngruki.
Sebagai salah satu tokoh besar di kalangan jihadis dan pernah disebut sebagai pemimpin kelompok Jamaah Islamiyah di masa lalu, kebebasan beliau tentu menarik perhatian banyak pihak. Banyak yang kemudian menanti-nanti dan mencoba menerka apa yang akan beliau lakukan pasca bebas.
Apakah beliau akan memimpin kembali Jamaah Islamiyah? Atau mendirikan sebuah gerakan baru?Atau sekedar akan menjadi sosok kharismatik tanpa memiliki gerakan apapun? Atau bahkan mungkin hanya akan menghabiskan waktu bersama keluarganya?
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dari susut pandang mantan binaan Jamaah Islamiyah dan sebagai mantan narapidana terorisme.
Ada tiga kondisi yang akan mendasari setiap apapun yang akan dilakukan oleh ustaz Abu Bakar Ba’asyir pasca bebas dari penjara.
Pertama, status beliau yang merupakan mantan narapidana terorisme tentu saja akan mendapatkan pengawasan, maka siapa pun yang berkunjung menemui beliau akan terpantau. Hal ini akan cukup membuat orang-orang dengan agenda khusus akan berpikir dua kali bila ingin bertemu dengan beliau.
Kedua, kondisi Jamaah Islamiyah atau Neo Jamaah Islamiyah (JI atau Neo JI) yang belakangan kembali mencuat karena penangkapan besar-besaran yang dilakukan oleh POLRI akhir tahun kemarin. Tertangkapnya Upik Lawanga dan Zulkarnaen yang menjadi DPO selama puluhan tahun serta terungkapnya modus penggalangan dana JI (Neo JI) adalah pukulan telak bagi gerakan tersebut.
Ketiga, fenomena pengikut atau anggota Jamaah Anshar Daulah (JAD) yang ramai membangun narasi destruktif di media sosial dan internet. Hal ini mengakibatkan semakin buruknya citra gerakan perubahan yang mengusung narasi penegakan syariat Islam.
Dari ketiga kondisi di atas, saya rasa ustaz Abu Bakar Ba’asyir akan lebih banyak pasif. Andai pun harus memberikan arahan, menurut saya beliau akan menekankan pada pembangunan umat dengan cara memperbanyak gerakan dakwah dan sosial.
Saya pribadi berharap Ustaz Abu Bakar Ba’asyir bisa menyebarkan narasi alternatif bahwa Islam itu bisa menjadi solusi bagi permasalahan bangsa. Dan hal itu hanya akan berhasil jika disertai dengan pembuktian yang dimulai dengan menyelesaikan persoalan sosial dan krisis mental di masyarakat.
Sudah saatnya membangun persepsi berbasis bukti. Menjalin ikatan berbasis kesamaan tujuan, bukan lagi kesamaan pemikiran. Serta membangun kekuatan berbasis kolaborasi dan sinergi.
Semoga kembalinya Ustaz Abu Bakar Ba’asyir bisa membawa arah perjuangan menuju kebangkitan Islam yang lebih efektif tanpa efek samping yang destruktif.
foto: istimewa