Bersyukur di Tengah Pandemi Sebagai Refleksi Tahun 2020

Analisa

by nurdhania

Tidak terasa 2021 tinggal hitungan hari. Selama 2020, maka banyak sekali hal-hal unik, seru, menegangkan, menyenangkan, menyedihkan, yang membuat emosi-jiwa raga naik turun telah terjadi.

Tahun ini memang penuh ujian. Kita tak perlu saling adu, siapa yang paling sengsara atau menderita. Namun menjalani tahun ini memang sungguh berat meski begitu kita harus tetap menjalaninya. Maka quote terbaik tahun ini ada pada judul drama korea, it's okay to not be okay. Jangan selalu dipaksakan untuk selalu bahagia, We are all human after all.

Awalnya saya kira tahun ini akan menjadi tahun yang menyenangkan dengan rencana A hingga Z. Tapi manusia hanya bisa berencana. Namun bagaimanapun saya mencoba selalu bersyukur atas setiap ujian yang dilewati karena sehebat apapun ujian tahun 2020, tahun 2016-2017 tetap tak ada tandingannya. Bertahan di medan perang tanpa kepastian jauh lebih dahsyat.

Beberapa hari lalu saya melihat Catatan Syukur yang sering dikampanyekan Ayu Kartika Dewi di akun instagramnya. Salah satu staf khusus presiden yang berfokus di bidang toleransi ini sering menuliskannya setiap malam sebelum tidur. Meskipun hari-hari kacau, berantakan atau menyedihkan paling tidak ia tahu bahwa selalu ada hal yang bisa disyukuri, sekecil apapun itu.

Saya tak pernah melakukannya. Tapi tanpa sadar, saya sering iseng nulis sedikit kisah atau hal kecil yang buat saya bahagia di akun media sosial. Padahal di hari itu sebenarnya sedang tak baik, banget. Namun tetap ada hal yang selalu bisa disyukuri.

Dalam video berdurasi 1 menit, yang diunggah oleh akun instagram Perempuan Gagal, mba Ayu juga menambahkan, bahwa otak itu seperti otot yang harus dilatih. Jika rajin push-up maka kita akan jago push-up, rajin latihan nyanyi maka suara jadi bagus, rajin nyinyir bakal jago nyinyir, kemudian kalau kita rajin latihan bersyukur maka jadi jago bersyukur.

Catatan syukur saya tahun ini diawali dengan mendapat kesempatan mengunjungi salah satu napiter di lembaga permasyarakatan untuk pertama kalinya. Kunjungan itu sedikit merubah pemikiran saya dimana sebelumnya suka meremehkan waktu, perlahan sadar betapa berharganya waktu itu. Kita gak bakal tau ada hal apa lagi yang bakal muncul. Jadi, kita jangan sampai melewatkan momen-momen berharga.

Catatan syukur selanjutnya adalah kembalinya Ayah dan paman saya dari lembaga pemasyarakatan. Keluarga kami sekarang bisa berkumpul secara lengkap. Ini juga membuat semangat saya untuk lebih baik jadi lebih besar lagi karena tak ingin mengulang kejadian sebelumnya.

Pandemi juga memberi saya kesempatan untuk kembali belajar menjahit masker dan menemukan pola yang mudah. Produksi jahit kini merambah ke bentuk-bentuk masker cantik.

Tahun ini juga saya berkesempatan mengikti berbagai kelas online untuk menambah wawasan baru. Meski belum bisa masuk universitas, kelas online ini cukup membuat saya produktif dalam belajar. Saya juga berusaha untuk tepat waktu agar tidak ketinggalan materi.

Yang paling disyukuri salah satunya adalah kembalinya saya menjajaki dunia drama korea setelah meninggalkannya selama 7 tahun. Tahun 2020 banyak drama korea seru. Sambil mengisi waktu rebahan, kita menikmati pelajaran-pelajaran kehidupan dari drama korea.

Komentar

Tulis Komentar