Bersama Warga, Mantan Napiter Brebes kembali Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19

News

by Eka Setiawan

Berbagi bantuan di tengah pandemi Covid-19 kembali dilakukan warga bersama para mantan narapidana terorisme (napiter) di wilayah Kabupaten Brebes. Menyisihkan rezeki, mereka kembali memberikan bantuan kepada orang-orang jompo dan anak yatim di sana.

Mereka yang bergerak berbagi bantuan itu adalah Paguyuban Odong-Odong Golek Pangan (Pogepa) Brebes, bersinergi dengan Paguyuban Podomoro dan Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani). Yayasan terakhir ini beranggotakan para mantan napiter, khususnya di wilayah pantura Jawa Tengah.

Di Brebes sendiri, ada mantan napiter bernama Woro alias Kisworo, warga Kecamatan Larangan, dia tergabung sebagai anggota Pogepa, tercatat sebagai Ketua Paguyuban Podomoro dan anggota Persadani. Sementara rekannya, yakni Wartoyo warga Kecamatan Paguyangan tergabung dalam Podomoro sebagai pembina dan anggota Persadani. Untuk mantan napiter yang tergabung dalam Podomoro juga ada nama Kholis warga Purwokerto Banyumas dan Gilang Nabaris warga Kabupaten Tegal.

Kegiatan berbagi ini dilakukan di komplek Embung Larangan Kabupaten Brebes. Sabtu 19 Desember 2020.

“Ada 40 jompo dan 20 anak yatim yang diberi bantuan (uang tunai) plus paket bingkisan sembako,” kata Wartoyo via WhatsApp kepada ruangobrol.id, Senin 21 Desember 2020 pagi.

Wartoyo yang sebelumnya tersangkut kasus terorisme hendak meracun kantin kantor polisi di wilayah Jakarta itu, mengemukakan kegiatan sosial ini memang timbul dari nuraninya bersama rekan-rekannya. Semacam panggilan hati untuk berbagi dengan sesama.

“Ini juga bukti bahwa kami para mantan napiter bisa berbaur dengan warga masyarakat melakukan hal-hal yang positif,” lanjut mantan napiter yang kerap tampil memberikan sosialisasi dan edukasi bahaya terorisme di sekitaran pantura barat Jawa Tengah ini.

Sebulan lalu, tepatnya Sabtu 21 November 2020 siang, komunitas yang sama, khususnya Pogepa juga telah melakukan hal yang sama: berbagi dengan para jompo dan anak yatim. Lokasinya di salah satu rumah anggota Pogepa di kawasan Ketanggungan Kabupaten Brebes.

Ketika itu, mereka juga memberi bantuan kepada orang jompo maupun anak yatim, berupa paket sembako, uang tunai dan Alquran. Woro sendiri mengatakan, pemberian bantuan itu berusaha rutin dilakukan tiap bulan. Sumber bantuan yang disalurkan itu berasal dari para anggota yang menyisihkan pendapatannya tiap bulan.

“Bulan lalu totalnya 30 orang kami beri bantuan. Pemberian bantuan ini disepakati dilakukan rutin sebulan sekali,” tambah Woro.

Kisworo (dua dari kanan) bersama para anggota Pogepa.

 

Soal Pogepa, Woro bercerita di Kabupaten Brebes adalah 115 orang yang tercatat sebagai anggotanya. Pogepa sendiri sudah 4 tahun berjalan. Woro sendiri termasuk anggota baru, maklum dia sendiri baru bebas penjara atas kasus terorisme pada 27 Januari 2020 alias belum genap setahun.

Sementara itu, Embung Larangan sendiri memang saat ini sedang digarap Woro bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Paguyuban Podomoro. Beranggotakan warga sekitar termasuk yang menyandang status mantan napiter. Sudah sekira 4 bulan terakhir, mereka kerja bakti mandiri, mulai dari membersihkan embung, menata akses masuk, menghias kawasan termasuk menyediakan aneka wahana air di sana.

Embung yang tercatat di bawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai Pemali – Juwana itu memang sudah lama mangkrak. Mereka inilah yang menginisiasi, mencoba menghidupkan kembali agar bisa jadi kawasan wisata. Secara rutin, setiap malam, para anggota membagi tugas untuk piket malam. Berjaga di sekitar embung. Ini juga mengantisipasi hal-hal yang negatif, seperti kawasan sekitar embung itu juga kerap digunakan gerombolan anak-anak muda untuk nongkrong dan minum-minuman keras.

“Saat ini kami sedang mencoba mengajukan izin untuk bisa mengelola, memanfaatkan embung yang mangkrak ini untuk jadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Brebes,” tandas Wartoyo.

Foto-Foto: Dok. Narasumber

 

Komentar

Tulis Komentar