Aparat kepolisian diminta fokus untuk melakukan penyidikan terkait insiden ditembak mati kepada 6 anggota Front Pembela Islam (FPI) di sekitar Jalan Tol Jakarta – Cikampek KM 50 pada Senin (7/12/2020).
“Dari alat bukti yang ada, baik berupa senjata api maupun senjata tajam, yang sudah ditemukan kemudian dikembangkan, jadi fokus untuk pembuktian (nantinya),” ungkap Direktur Amir Mahmud Center, Dr. Amir Mahmud, ketika ditemui ruangobrol.id di Solo, Kamis (10/12/2020).
Amir yang juga alumni Akademi Militer Afghanistan ini menyebutkan alasan saat ini kepolisian dipandangnya perlu fokus di penyidikan, sebab pasca insiden muncul banyak narasi-narasi atau statement-statement menyudutkan tanpa bukti.
Narasi-narasi itu tersebar luas di media sosial di berbagai platformnya. Salah satu dampaknya, sebut Amir, publik menjadi makin bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada insiden itu.
Jika betul memang terjadi penyerangan dan akhirnya diambil tindakan hukum dari aparat kepolisian, Amir -meskipun tidak mendalami secara khusus soal hukum di bidang keilmuannya-, bersepakat dengan tindakan itu.
“Sebagai akademisi, secara kasuistik ini perkara sederhana. Fokus saja (pembuktian), jangan sampai terus menanggapi statement-statement yang terus bergulir, fokus di koridor hukum,” sambungnya.
Jika hal itu dilakukan, Amir memandang akan berdampak baik kepada masyarakat luas. Sebab, wacana yang berkembang tidak akan terus berkepanjangan hingga menyebabkan publik terus bertanya-tanya.
“Umat atau masyarakat luas jangan sampai terprovokasi,” pesan dia.
Soal adanya upaya dari FPI, yang mengadu ke Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Amir berargumen itu hal yang sah dilakukan.
“Itu hak mereka yang melihat ada yang janggal pada insiden ini,” lanjut pria 55 tahun yang juga mengajar di berbagai kampus ini.
Namun demikian, Amir sekali lagi menegaskan jika memang benar ada penyerangan yang membahayakan nyawa petugas termasuk orang lain di sekitar lokasi, maka tindakan kepolisian itu sudah benar dilakukan.
“Karena demi keamanan bersama. Berapa aparat yang akan jadi korban (lagi) di tengah jalan? Negara jangan sampai kalah dengan pengacau keamanan,” tegasnya.
Diketahui, enam orang yang tewas pada insiden di Senin dini hari itu diduga sedang melakukan pengawalan terhadap pimpinan FPI Muhammad Rizieq Syihab. Polisi menyebut penembakan dilakukan setelah mereka diserang rombongan pengawal itu.
FOTO RUANGOBROL.ID/EKA SETIAWAN
Direktur Amir Mahmud Center, Dr. Amir Mahmud saat ditemui di Kota Surakarta (Solo), Kamis 10 Desember 2020, siang.