Meski penghasilan pas-pasan lantas tak membuat para sopir odong-odong di Kabupaten Brebes tak mau berbagi rezeki. Menyisihkan pendapatan tiap bulan, para sopir odong-odong yang tergabung dalam Paguyuban Odong-Odong Golek Pangan (Pogepa), berbagi dengan anak-anak yatim dan orang jompo.
Salah satu inisiator kegiatan berbagi itu adalah Woro alias Kisworo (36) warga yang tinggal di Dusun Kampir, Desa Pamulihan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes. Meskipun punya masa lalu pernah terjerat kasus terorisme, tak lantas membuat Woro tak bisa berbaur dengan warga melakukan hal positif.
Kegiatan bagi-bagi bantuan ini dilakukan Sabtu 21 November 2020 siang, di salah satu rumah anggota Pogepa di kawasan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Kegiatan berbagi bantuan di tengah pandemi Covid-19 ini amat membantu mereka yang membutuhkan.
“Totalnya 30 orang yang kami beri bantuan berupa paket sembako, uang tunai dan Alquran, kami bagi rata,” ungkap Woro salah satu anggota Pogepa via telepon dengan ruangobrol.id, Minggu 22 November 2020 malam.

Biaya untuk bantuan itu, cerita Woro, dihimpun dari anggota Pogepa. Besarnya Rp80ribu per anggota per bulan. Di Kabupaten Brebes, yang tergabung Pogepa ada 115 orang alias 115 odong-odong. Pogepa sendiri sudah 4 tahun berjalan.
“Lalu saya usulkan ke ketua, bagaimana kalau uang-uang itu dialihkan saja sebagai bantuan bulanan kepada anak-anak yatim dan orang jompo? Ternyata usulan saya diterima, akhirnya itu kegiatan pertama berbagi (Sabtu itu),” lanjut Woro.

Kegiatan berbagi ini, sebut Woro, sudah disepakati akan dilakukan sebulan sekali. Tempatnya nanti berkeliling, menyesuaikan dengan anggota-anggota Pogepa. Bulan depan, rencananya kegiatan dilakukan di kawasan Embung Larangan Kabupaten Brebes, yang notabene sedang digarap Woro dan warga termasuk 3 mantan napiter lainnya yakni Wartoyo asal Kabupaten Brebes, Gilang asal Kabupaten Tegal dan Kholis asal Kabupaten Banyumas untuk dijadikan tempat wisata alternatif warga. Para mantan napiter ini sendiri tergabung dalam Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani).
Selain berbagi ke warga yang membutuhkan, Woro juga menggunakan Pogepa sebagai sarana deteksi dini soal radikalisme terorisme. Berbekal pengalaman masa lalunya, termasuk 3 mantan napiter lain, Woro kerap mensosialisasikan kepada warga tentang bahaya radikalisme terorisme.
Soal odong-odong ini, diakui Woro, memang tidak sesuai ketentuan regulasi lalu lintas. Namun, hari ini dia dan para anggota belum punya pilihan lain alias alternatif pekerjaan sebagai sumber penghasilan lain. Mereka bertekad untuk tidak ugal-ugalan di jalan, tidak menyerobot lampu merah.
FOTO-FOTO: DOK. NARASUMBER