Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengemukakan untuk menjadi seorang pahlawan dimulai dengan sikap dan tindakan yang mengorbankan diri demi membela kehormatan bangsa dan negara.
Hal itu dikatakan Agus ketika kegiatan webinar bertajuk “Refleksi Peringatan Hari Pahlawan melalui Nilai-Nilai Pancasila untuk Menjaga Kebhinnekaan dan Persatuan Bangsa dalam Menghadapi Tantangan Global”. Webinar tersebut diadakan Alumni Angkatan II Taplai (pemantapan nilai) Kebangsaan (virtual) Lemhannas Jumat 13 November 2020 pagi.
Yudi Latief selaku narasumber mengemukakan tugas pemimpin sebagai pahlawan masa kini adalah untuk mencari dasar-dasar atau esensi pokok keberagaman dan kesamaan di tengah kemajemukan Bangsa Indonesia.
“Untuk dirajut dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila untuk tujuan melahirkan kemakmuran yang inklusif,” ungkap Yudi sebagaimana siaran pers yang diterima ruangobrol.id, Sabtu 14 November 2020 dari panitia kegiatan.
Mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu menambahkan, yang dapat menjadi agen perubahan bangsa adalah komunitas-komunitas yang mengajak lingkungan sekelilingnya untuk membudayakan nilai-nilai Pancasila sebagai “the way of life”.
Narasumber lainnya, Prof. Sylviana Murni menyebut tantangan yang dihadapi negara pada konteks aktualisasi nilai-nilai Pancasila sejauh ini adalah berkembangnya paham-paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“Kondisi tersebut menghasilkan adanya dialektika dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga Negara,” ungkapnya.
Sylviana menegaskan bahwa dalam memfilter berbagai nilai tersebut, warga negara dipengaruhi faktor-faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan.
Sementara itu, Albert Aries selaku Ketua Angkatan II berpandangan bahwa Taplai Kebangsaan yang diadakan secara reguler oleh Lemhannas sangat penting untuk diikuti perwakilan dari tiap lapisan masyarakat, guna memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan global dari dalam maupun luar negeri.
Dia menambahkan, setiap anak bangsa seyogyanya dapat menggali lebih dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dan mengimplementasikannya untuk kemajuan bangsa tanpa melihat latar belakang suku, agama, ras yang didasarkan prinsip toleransi, inklusivisme dan semangat membangun bangsa di atas semua kepentingan pribadi atau golongan.
Ketua Panitia Webinar, Tjoki Aprianda Siregar, mengemukakan ada 328 orang masyarakat telah mendaftar webinar yang diselenggarakan sebagai sumbangsih Alumni Taplai kepada masyarakat.
Menurutnya, nilai-nilai perjuangan pahlawan dan persatuan dalam kebhinnekaan merupakan hal-hal yang memerlukan kontemplasi bersama.
“Sebab saat ini Indonesia menghadapi tantangan global yang dipicu kemajuan teknologi digital, masuknya nilai-nilai budaya asing dan cara pandang yang keliru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Tjoki.
ilustrasi: pixabay.com