Atase Ketenagakerjaan KBRI Singapura Bagikan Masker dan Vitamin untuk Pekerja Migran Indonesia

News

by RUMI

Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura memahami kebutuhan Pekerja Migran Indonesia (PMI) saat ini. Oleh karena itu, pembagian masker dan vitamin dilakukan kepada beberapa organisasi pada 26 Oktober lalu.

Pembagian masker dan vitamin ini diserahkan ke organisasi agar tidak ada perkumpulan besar dan mempermudah pembagian pendataan. Organisasi PMI nantinya akan membagikan melalui regulasinya masing-masing seperti pos, delivery atau metode lainnya dengan tetap melalui protokol kesehatan. Selain itu, mereka yang terlibat dalam organisasi dipastikan merupakan PMI legal.

Menurut Citra, salah satu pengurus HPLRTIS (Himpunan Penata Laksana Rumah Tangga Indonesia – Singapura), stok masker dan vitamin C ini cukup terbatas. Sehingga tidak semua pekerja migran di organisasi sekalipun bisa mendapatkannya apalagi mereka yang belum terlibat organisasi PMI.

Sebagai salah satu organisasi yang mendapatkan sejumlah masker dan vitamin untuk dibagikan, HPLRTIS melakukan pembagian dengan beberapa cara. Salah satunya dengan bertemu satu per satu di sekitar Orchard Road yang merupakan tempat pertemuan PMI saat hari libur. Adapun beberapa vitamin dan masker dikirimkan melalui jalur pengiriman.

Vitamin yang dibagikan adalah vitamin C 1000mg yang bisa dikonsumsi oleh PMI per hari. Hal ini untuk mendukung PMI dalam bekerja dan menjaga daya tahan tubuh saat pandemi. Bagi PMI ini sangat membantu mengingat banyak dari mereka yang memiliki izin terbatas untuk keluar rumah sejak awal pandemi 7 bulan lalu.

Singapura sendiri telah dianggap berhasil melawan wabah virus COVID-19. Namun hingga saat ini, penerapan protokol kesehatan seperti menggunakan masker masih digalakkan oleh pemerintah Singapura. Selain penggunaan masker, menjaga jarak dan cuci tangan juga diwajibkan dalam setiap melakukan aktivitas.

Hingga hari ini, total kasus di Singapura mencapai 57.994 dengan total sembuh 57.899, meninggal dunia 28 orang dan 27 kasus aktif. Penambahan kasus dalam sebulan terakhir pun nyaris selalu dibawah 10 kasus melalui swab masal. Hal ini memungkinkan banyak pekerja di Singapura melakukan aktivitas normal kembali dengan mengurangi sentuhan dan jarak.

Komentar

Tulis Komentar