Kepala Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan ada sekira 30 ribu hingga 42 ribu orang yang menjadi Foreign Terrorist Figters (FTF) di Irak dan Suriah. Menurut Boy, angka sebanyak itu berasal dari 120 negara di seluruh dunia. Ada 70 ribu orang yang menjadi pengungsi pasca ISIS kalah dengan direbutnya wilayah teritori terakhir mereka di Baghouz.
“Ada sekira 30 hingga 42 ribu orang yang menjadi FTF. Mereka berasal dari 120 negara. Paling banyak berasal dari negara pecahan Uni Soviet, sekira 8 ribu orang FTF. Dilanjutkan dari Timur Tengah, sekira 7 ribu orang FTF,” kata Mantan Kapolda Papua tersebut. Hal itu disampaikan pada Kuliah Umum yang digelar Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia belum lama ini.
Lebih lanjut penyandang gelar doktor di bidang ilmu komunikasi dari Universitas Padjajaran, Bandung itu menambahkan jika Propaganda yang dibuat ISIS menyebabkan banyak orang dari Eropa bergabung menjadi FTF di Irak maupun Suriah. Misalnya FTF yang berasal dari Eropa Barat, kurang lebih 5,7 ribu orang. Sementara FTF yang berasal dari Eropa Timur berjumlah 800 orang. Selain itu kata Boy FTF juga berasal dari Asia Tenggara dan Selatan.
“Jumlah FTF terbanyak berasal dari Afrika Utara, yaitu berjumlah kurang lebih 7 ribu orang. Sedangkan FTF dari Amerika lebih sedikit, yaitu kurang lebih 400 orang. Sementara dari Asia Tenggara dan Selatan berjumlah sekira 1500 FTF,” kata Mantan Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Wakalemdiklat) itu
BNPT mendapatkan data Warga Negara Indonesia yang menjadi FTF di Suriah maupun Irak bahwa ada sekira 1500 orang. Dari data itu menurut Boy 800 di antaranya saat ini masih berada di Timur Tengah. Adapun yang sudah meninggal ada sekira 100 orang. Sejak 2015, setidaknya 550 orang telah dideportasi oleh Pemerintah Turki.
“Sementara jumlah returnees berjumlah sekira 25 orang. Sebagiannya sudah diproses hukum dari tahun 2015. Deportees berjumlah 75 orang sebagian mereka juga sudah ada yang diproses hukum dari tahun 2015,” kata Boy lagi.
Masih kata Boy, dari 807 WNI yang berada di Suriah itu, data yang tervalidasi oleh BNPT baru sebagiannya. Mereka terkonsentrasi di Kamp Pengungsian, Penjara dan di wilayah Perbatasan Turki – Suriah.
“Yang berada di Camp 117 orang. Dengan rincian Al-Hol Camp 89 orang. Al Roj Camp 22 orang, dan Ain Issa Camp 6 orang. Sementara yang beradad di penjara berjumlah 19 orang. Di perbatasan ada 20 orang, tervalidasi 16 orang,” kata Mantan Kepala Divisi Humas Polri itu
Lebih lanjut Boy juga menjelaskan bahwa di antara pengungsi di camp tersebut, 80 orang merupakan anak berusia di bawah usia 10 tahun. Sementara ada 275 orang FTF yang berasal dari Indonesia hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. Kemungkinan besar menurut Boy mereka menyebrang ke Yaman, Afghanistan atau ke Filiphina Selatan.
“Sementara 275 orang WNI belum diketahui keberadaanya. Kemungkinan Karena relocate pasca ISIS kalah, bisa ke Yaman, Afganistan, kemudian ada juga yang ke Filiphina Selatan. Sementara rute yang biasa mereka pakai bermacam-macam. Misalnya, Jakarta-Dubai-Turki-Syiria, atau Surabaya-Kuala Lumpur-Dubai-Abu Dhabi-Turki-Suriah, dan lain-lain yang relative sama yaitu transitnya di Turki semua,” tutup Boy.