Pengadaan Vaksin COVID-19 saat ini menjadi prioritas dalam mencegah dan memerangi Pandemi yang sudah menyerang hampir tiap negara di dunia. Namun bagi sebagian Muslim mempertanyakan apakah Vaksin COVID-19 tersebut halal.
Guna menjawab keraguan tersebut, Pemerintah memastikan akan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan dilibatkan dalam pengadaan Vaksin. Menurut Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin MUI akan dilibatkan dalam pengadaan mulai dari perencaaan hingga audit ke Pabrik produsen Vaksin di Tiongkok.
“Untuk vaksin, saya sudah minta (MUI) dilibatkan dari mulai perencanaan, pengadaan vaksin, kemudian pertimbangan kehalalan vaksin, audit di pabrik vaksin termasuk kunjungan ke fasilitas vaksin di RRT,” kata Ketua Umum Non Aktif MUI tersebut Jumat (16/10/2020)
Selain itu lanjut Ma’ruf MUI juga akan diajak terlibat dalam sosialisasi ke ke masyarakat dalam rangka vaksinasi. Lebih lanjut Ma’ruf Amin menegaskan bahwa vaksin yang akan diberikan ke masyarakat harus mengantongi sertifikat halal dari MUI.
“Tetapi kalau tidak halal, namun tidak ada solusi selain vaksin tersebut, maka dalam situasi darurat bisa digunakan dengan penetapan yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia,” tegasnya.
MUI menurut Ma’ruf sudah dilibatkan oleh Pemerintah sejak awal Pandemi masuk ke Indonesia. Terutama soal peran MUI sebagai lembaga yang mewakili Umat Islam dalam mengeluarkan fatwa. Misalnya dalam ibadah shalat Jumat, shalat Idul Fitri, Idul Adha, pembayaran zakat yang dapat dipergunakan penanggulangan pandemi, tata cara beribadah bagi tenaga medis yang menggunakan baju hazmat.
“Karena mereka tidak mudah membuka bajunya, bagaimana sulitnya melakukan shalat seperti biasa, melakukan ruku, sujud dengan sempurna. Itu (dari MUI) ada panduannya,” kata Ma’aruf.
Lebih lanjut Ma’ruf menambahkan pelibatan MUI lainnya adalah soal Fatwa pengurusan dan tata cara pemakaman jenazah atau pemulasaraan jenazah. Selain itu juga fatwa Tata cara mengatur bagaimana memakamkan jenazah tanpa membahayakan pihak keluarga jenazah termasuk petugas pemakaman.
“Sehingga pemakaman jenazah dilakukan oleh orang yang mengerti dan menyelenggarakan dengan aman,” pungkas Ma’ruf
Sementara itu Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan MUI dilibatkan dalam proses pengujian data untuk menjamin kehalalan vaksin Sinovac dan CanSino. MUI juga dilibatkan dalam pengadaan vaksin G42/Sinopharm.
“MUI-nya Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42,” kata Honesti Basyir
Sekadar diketahui Perusahaan pembuat vaksin Sinopharm dari Uni Emirat Arab serta Sinovac dan CanSino dari RRT telah menyampaikan komitmennya untuk memasok jutaan dosis vaksin ke Indonesia. Sementara Tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM, Kementerian Kesehatan, MUI, dan Bio Farma pada Rabu (14/10), bertolak ke Tiongkok untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan kehalalan vaksin Sinovac dan CanSino di sana. Sementara data untuk vaksin G42/Sinopharm yang diproduksi di Uni Emirat Arab akan diambil dari data uji klinis di negara tersebut.