Kita kembali memasuki PSBB, terkhusus yang tinggal di Jabodetabek. Hal ini disebabkan oleh penyebaran Covid-19 di klaster kantor sudah sangat banyak sehingga perlu dilakukan lagi work from home.
Sepertinya, yang namanya bekerja dari rumah bakal lebih efisien, mudah, dan lebih hemat. Tapi kenyatannya tidak semua begitu, bahkan sampai ada yang mengubah kata WFH menjadi Working For Hours. Semua berubah jadi virtual dan hampir nggak ada istirahatnya. Justru ini dianggap lebih sibuk daripada kerja kantoran, hehehe.
Selain lebih sibuk, WFH membuat banyak orang mudah stres. Hal ini karena mereka cenderung lebih statis sedangkan pikiran didorong untuk selalu dinamis. Akhirnya banyak orang melakukan kegiatan olahraga lebih sering dari sebelumnya agar fisik juga turut bergerak lebih dinamis. Tak heran jika sekarang orang lebih banyak jogging dan bersepeda. Alat-alat olahraga di rumah juga lakunya bukan main.
Namun tak semua olahraga laris manis, ada juga yang terkena dampak Covid-19: seperti gym, kolam renang, GOR bulu tangkis dan bahkan lapangan sepak bola. Banyak pertandingan yang ditunda dan dibatalkan. Tidak hanya atlet yang harus istirahat, orang-orang yang terlibat dalam pertandingan juga harus dirumahkan.
Padahal olahraga bukan sekedar menggerakkan badan, tapi juga olahraga merupakan konsumsi hiburan. Misalnya dalam menonton pertandingan secara langsung para atlet yang berlaga merupakan sarana untuk refreshing. Bahkan, ada yang tidak bisa melakukan suatu bidang olahraga tapi bisa menyukainya. Enggak pernah ketinggalan untuk nonton. Tentunya olahraga sudah menjadi bagian terpenting dalam hidup kita, karena Mens sana in corpore sano, “ Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”.
Sebelum pandemi terjadi, tentu kita ingat ada banyak komunitas-komunitas olahraga. Bahkan komunitas-komunitas pecinta olahraga tertentu juga sudah marak dimana-mana. Olahraga bisa menjadi bahasa, mediator atau sarana bergaul dengan yang lain. Mungkin dari segi latar belakang banyak yang berbeda, namun bisa klop karena sama-sama fansnya Liverpool. Seperti yang sering kita alami. Jika Indonesia ikut pertandingan di Asian Games atau pertandingan internasional, maka seluruh warga Indonesia akan bersatu padu.
Jadi teringat aksi heroik Hanifan (atlet pencak silat) pada Asian Games 2018 silam. Di tengah situasi politik yang memanas, setelah dinyatakan menang, Hanifan langsung mendatangi kursi penonton dan memeluk pak Jokowi dan Prabowo bersamaan. Hanifan ingin, warga Indonesia bersatu dan tidak berpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik. Selain itu, ada Mohammad Salah lewat prestasinya di dunia sepakbola dapat menghapus wajah buruk islam khususnya di Inggris. Beliau berdakwah lewat olahraga.
Selama pandemi masih berlangsung, bukan tidak mungkin kita bergabung dengan komunitas-komunitas olahraga virtual. Ini akan sangat membantu kita menghilangkan stres menghadapi pandemi yang belum juga selesai. Tentu ini bukan hanya menjadikan tubuh sehat, tapi agar jiwa kita juga turut sehat.