Penggagas Gerakan Positif Movement Inayah Wulandari Wahid menilai keragaman dan perbedaan merupakan suatu yang mutlak diterima. Karena menurutnya sangat aneh jika semua harus diseragamkan. Dia kemudian melontarkan sebuah joke soal petani. Misalnya semua profesi semuanya berubah menjadi petani. Lantas petani jadi apa. Jawabnya adalah petani jadi banyak.
Pertanyaanya selanjutnya kemudian apakah bisa suatu negara bisa berjalan dan maju jika hanya ada satu profesi saja yaitu petani. Jelas hal itu mustahil. Karena prosesi lain seperti pengacara, Presiden, direkrut sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan suatu negara.
“Secara umum diperlukan perbedaan dan keragaman. Misalnya ada joke jaman dulu. Kalau pengacara jadi petani, kalau kiai jadi petani, kalau direkturnya Aman jadi petani, kalau presiden jadi petani. Petani jadiapa? Petani jadi banyak. Pointya adalah mungkin gak dalam sebuah negara yang negara isinya adalah petani. Gak mungkin jalan juga, karena profesi lain juga dibutuhkan,” kata Inayah dalam acara Webinar Muharram For peace yang diselenggarakan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) belum lama ini
Menurut adik dari Yenny Wahid ini, menerima perbedaan dan keragaman itu lah yang ditekankan kepada para anak muda. Hal itu pulalah yang ia bawa dalam gerakan Positif movement. Yaitu sebuah gerakan perdamaian yang menyasar pada usia para pemuda.
“Saya tekankan kepada anak muda. Kenapa pentingnya keberagaman. Ini yang saya bawa lewat positif movement itu. Karena Gerakan perdamaian tapi benar-benar tapi fokusnya di teman muda,” imbuhnya
Lebih lanjut dia menjelakan agar gerakan itu bisa diterima di kalangan muda, mau tidak mau dalam komunikasinya tidak berjarak. Tapi dampaknya akan terbangunnya sense of peace untuk membangun perdamaian.
“Yang diomongin itu sesuatu yang agak dekat dengan mereka, tapi impactnya terbangunnya sense of peace untuk membangun perdamaian. Karena kami percayaa keragaman melihat perbedaan sebagai rahmat dan kekuatan itu persepektif yang dilatih. Problemnya habbit atau gak. Kita mengajak itu menjadi habbit,” kata Putri bungsu Kiai Abdurahman Wahid itu lagi
Menurut Inayah banyak ahli menilai kesehatan sebuah masyarakat bisa dilihat dari bagaimana mereka merespon humor. Karena itu Inayah sepakat dengan Ayahnya yang juga Presiden ke-4 Indonesia yang menyatakan bahwa humor itu salah satu alat untuk menjaga tetap waras di mana siatuasi sedang tidak baik.
“Saya setuju dengan omongan Bapak saya yang bilang humor itu salah satu alat untuk menjaga kita tetap waras di mana siatuasi tidak oke, misalnya secara moral maupun politik. Itu kemudian kita bisa mengambil jarak dari kondisi yang diangggap rusak itu,” imbuhnya
Oleh sebab itu lanjut Inayah sebanyak apa pun orang yang menyerang dirinya dia tidak marah. Menurutnya orang mau marah ya silakan saja. Tergantung orang yang dimarahin mau menerima atau dibiarkan saja. Inayah kembali menekankan bahwa posisi humor itu sangat penting di masyarakat.
“Diserang tapi gak marah, mereka marah-marah aja tergantung yang nerima. Humor itu menjadi sangat penting, dan menjadi tolok ukur dalam masyarakat bagaimana masyarakatnya menerima humor apa gak,” tuturnya
Masih kata Inayah, saat ini masyarakat sangat mudah tersinggung. Hal itu menurutnya bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Melainkan sudah menjadi trend global. Bahkan dia menyebutnya sebagai era ketersinggungan. “Ini gak terjadi di Indonesia saja ya. Ini secara umum di dunia, hari ini disebut di era ketersinggungan,” katanya lagi
Saking mudah tersinggungnya masyarakat sampai ngomongin masalah remeh temeh pun bisa jadi rame. Misalnya ada orang yang posting di sosial media lebih suka roti dibandingkan es krim. Postingan itu menurutnya bisa jadi rame. Menurut Inayah, itu lah gambaran masyarakat dunia saat ini yang begitu penuh dengan ketersinggungan. Apalagi kalua yang diomongin masalah yang fundamental seperti agama atau keyakinan. Potensi ketersinggannya makin pastinya makin besar.
“Sampe ada joke di sosmed, kalau bicara di Sosmed. Saya lebih suka roti dibandingin es krim. Akan dibalas oh jadi buat kamu roti itu lebih enak daripada eksrim. Akan ada lagi yang komen kamu sudah merendahkan eskrim. Buat kamu kripik itu gak ada harganya. Kenapa gak nyebutin kue dan snak yang lain. Kenapa yang kamu sebut roti dan es krim, mana representasi jajanan yang lain. Hello, Perasaan gue Cuma mau ngomong roti. Kenapa larinya kemana-mana,” pungkas Mantan pemain Sitkom Oke-Jek tersebut