Sebuah video yang berasal dari akun @natsecjeff menggambarkan penggerebekan yang dilakukan militer Houti di Al Bayda, Yaman. Mereka juga tampak menembaki sejumlah orang dengan bendera ISIS di sebuah bukit di Yaman. Pasca kehancuran ISIS di Raqqa, Yaman memang menjadi salah satu tujuan kabur para milisi ISIS untuk membangun wilayah kembali. Pasalnya, Yaman masih dianggap sebagai wilayah konflik.
Sebuah Kartu tanda Penduduk Indonesia ditemukan oleh kelompok Houti saat penggeledahan di video tersebut. KTP tersebut bernama Syamsul Hadi Anwar asal Kabupaten Mojokerto. Bahkan alamatnya tertera cukup jelas, Jalan Basket Blok NN Nomor 16 RT 1 RW 12 Perum Japan Raya, Desa Japan Raya, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Pada video yang tersebar di dunia maya tersebut juga memperlihatkan sejumlah uang dari Indonesia.
Syamsul Hadi alias Abu Hatim Al Sundawy Al Indonesy sendiri merupakan pendukung ISIS asal Indonesia. Menurut beberapa sumber, Samsul Hadi pernah menjadi bagian dari Pesantren Ibnu Mas’ud.
Dikutip dari CNN Indonesia, Kemendagri mengatakan bahwa KTP tersebut adalah palsu karena nomor KTP yang tertera dan terdaftar di Kemendagri adalah milik Ridho Rahman Munanto. Ridho sendiri berasal dari Nganjuk dan kini berada di Indonesia.
Penggunaan KTP palsu atau identitas palsu oleh kelompok ekstrimis memang bukan hal yang baru. Pada 2019 lalu, Hari Kuncoro dengan percaya diri membawa dokumen palsu ke Imigrasi untuk membuat passport. Dia menyerahkan dokumen-dokumen palsu yaitu KTP, kartu keluarga, dan surat keterangan hilang paspor atas nama Wahyu Nugroho.
Sebelumnya, ada kasus Gina Gutierez Luceno alias Ruqoyah, istri Umar Patek yang menggunakan identitas palsu saat pelarian suaminya. Ruqoyah dipidana atas pelanggaran imigrasi dengan masa tahanan 27 bulan.