Tidak Lolos ke PTN Impian Bukan Akhir Segalanya

News

by nurdhania

Beberapa hari terakhir, hasil seleksi masuk beberapa perguruan tinggi telah diumumkan. Baik itu SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) maupun ujian mandiri dari masing-masing kampus. Tak sedikit yang membagikan kisah penerimaan dan tidak diterima dari kampus tersebut di media sosial, kepada karib kerabat, dan teman dekat. Termasuk saya.

Selamat untuk sobatngobrol yang telah diterima di kampus pilihannya.

Ketika membuka laman hasil seleksi akhir, saya melihat sebuah kalimat yang bikin kaget, "Belum lulus seleksi". Jujur saja saya sempat lemas, speechless, bengong, dan bingung. Masih gak percaya, ternyata saya belum bisa menjadi salah satu mahasiswa baru tahun 2020 di salah satu PTN di Jabodetabek. Kemudian, saya coba menenangkan diri dan mengingat lantunan doa saya pada Tuhan. Waktu itu saya meminta, jikalau nanti belum diterima, agar saya diberi kesabaran dan hati yang lapang serta ikhlas. Karena saya khawatir jadi stres.

Dukungan dan doa mengalir dari keluarga dan rekan-rekan. Mereka tidak ingin saya stuck di tempat dan hanya meratapi nasib, hahaha. Saya pun mengingatkan diri kembali bahwa tidak diterima bukan berarti hidup akan berakhir. Masih banyak jalan yang bisa ditempuh. Alhamdulillah, saya pun belajar banyak dari kejadian ini juga dari cerita rekan-rekan lainnya.

Ada tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai, harus melalui lebih dari 1x kegagalan. Ada yang hanya sekali sudah bisa masuk. Tiap diri kita punya jatah gagal dan jatah berhasil. Saya melihat, selama nyawa masih di kandung badan kita akan merasakan dua hal tersebut. Tidak salah satu, dan ada di tiap bidang atau ruang yang berbeda.

Selain itu, kegagalan bisa menjadi salah satu cara Tuhan untuk menguatkan kita.

Saya jadi ingat, seharusnya saya tidak boleh sampai sedih yang berlebihan. Padahal saya dan keluarga pernah mengalami suatu masa yang lebih parah dari ini. Kesulitan ketika mencari jalan keluar dari Suriah untuk kembali ke Indonesia. Lebih dari satu kali kami ditipu, diambil hartanya, diberi janji manis, oleh beberapa penyelundup, itu pun bukan hanya dari satu penyelundup. Kira-kira, kenapa saya bisa lupa dengan kejadian itu, ya? Masa-masa yang sangat menyesakkan dada, bahkan hampir menyerah karena tampaknya sudah tidak ada jalan untuk kabur. Kami terus berusaha, berdoa, tawakal, dan saling dukung antarkeluarga agar jangan sampai menyerah.
Alhamdulillah atas izin dan pertolongan Allah, satu tahun kemudian kami menemukan jalan keluar.

Di balik tidak diterimanya saya di PTN tersebut, ada pintu-pintu lain yang telah terbuka menunggu untuk ditemukan. Tetap sabar dan ikhlas. Ini kuncinya banget! Apalagi saya orangnya suka gak sabaran, duh.
Memang belumlah rezeki saya menjadi mahasiswa angkatan 2020 di PTN tersebut, tapi dari sini saya mendapatkan pengalaman. Saya jadi tahu bagaimana proses pendaftarannya, jenis soal, sistem pelaksanaan secara online, dan merasakan ujian di tengah pandemi.

Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat saya sendiri ketika menghadapi kegagalan lainnya di kemudian hari. Semoga Tuhan selalu meridhoi dan memberkahi setiap kerja,usaha,dan langkah kita semua.

Komentar

Tulis Komentar