Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau kepada semua masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak saat menikmati liburan panjang tahun baru Islam yang jatuh pada Kamis (21/8).
Pasalnya menurut Wiku sampai sekarang belum ditemukan penawar atau obat untuk COVID-19. Menurut Wiku Ilmuwan dan negara-negara yang ada di dunia terus berlomba untuk menciptakan obat ataupun vaksin guna menyembuhkan COVID-19,” jelas Wiku di Kantor Presiden, Kamis (20/8)
Lebih lanjut Wiku menjelaskan ada beberapa treatment atau perawatan medis yang dikembangkan di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. “Sebagian menunjukkan efek positif, meskipun juga harus digunakan secara hati-hati sampai dengan dapat betul-betul dapat direkomendasikan aman dan efektif,” kata
Menurut Wiku guna menangani pasien COVID-19 Indonesia melibatkan 5 asosiasi dokter spesialis. Yakni Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Persatuan Spesialis Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Persatuan Dokter Spesialis Anastesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) dan Persatuan Dokter Kardiovaskuler (PERKI).
Menurut Wiku kelima asosiasi itu menyarankan alur penanganan penderita COVID-19. Agar dokter-dokter di Indonesia bisa berikan pengobatan yang terbaik sesuai ketersediaan obat dan fasilitas pelayan kesehatan yang dimiliki masing-masing daerah.
“Disampaikan, bahwa untuk pasien-pasien dengan gejala ringan, selain isolasi mandiri, diberikan beberapa obat, salah satunya, vitamin C, antivirus dan beberapa antivirus yang memiliki potensi menyembuhkan COVID-19,” jelasnya.
Selain itu kata Wiku, dokter-dokter yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi itu merekomendasikan beberapa obat di antaranya remdesivir, favipiravir, lovinavir-ritonavir, oseltamivir dan obat-obatan lain untuk menurunkan gejala seperti Paracetamol untuk menurunkan panas atau demam lebih dari 38 derajat celsius.
Sementara untuk gejala sedang ada beberapa obat direkomendasikan yaitu klorokuin, azitromisin dan beberapa antikoagulan, apabila terjadi terjadi potensi penggumpalan darah,” lanjutnya.
Sedangkan untuk gejala berat atau kritis obat yang digunakan ialah kortikosteroid dan antibiotik spektrum luas sesuai dengan perkembangan klinisnya. “Kami sampaikan ini agar dokter-dokter yang menangani pasien Covid-19 dapat betul-betul dapat memilih pengobatan yang terbaik,” ujarnya.
Masih kata Wiku dalam minggu ini, Menteri BUMN Erik Thohir sedang melakukan pertemuan dengan Pemerintah Tiongkok. Pertemuan itu bertujuan untuk membahas hubungan bilateral dalam penangan Covid-19.
“Salah satunya pembicaraan tentang vaksin, beberapa hal terkait kontribusi alat kesehatan jadi target penguatan kerjasama hubungan bilateral,” pungkasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Satuan Tugas Covid-19 kasus aktif di Indonesia sebanyak 40.119 kasus atau 27,2 persen, lebih rendah dari rata-rata dunia sebesar 28,7 persen. Sedangkan penambahan kasus baru Per 20 Agustus 2020, bertambah 2.266 kasus. Adapun jumlah pasien sembuh dari Covid-19 telah menembus angka 100.674 kasus atau 68,3 persen. Sementara rata-rata dunia berada di angka 67,76 persen.