Kades yang Inovatif Tangani Keluarga Napiter dan Kelompok Radikal

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Desa Pegalangan Kidul adalah sebuah desa yang terletak di timur kaki Gunung Argopuro, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Desa yang cantik dan sedang giat berbenah ini dipimpin oleh seorang kepala desa yang sangat inovatif. Tidak hanya dalam hal pembangunan dan pengembangan potensi desa, tetapi juga dalam penanganan keluarga napiter yang ada di desa tersebut.

Sebelum terjadinya penangkapan terhadap Bahrun –bukan nama sebenarnya-- di pertengahan tahun 2018, Pak Kades sudah mengetahui bahwa Bahrun punya pemahaman keagamaan yang berbeda dari kebanyakan warganya. Hal itu diketahui dan terbukti ketika dia menolak mengikuti program imunisasi. Menurut Bahrun imunisasi adalah program musuh-musuh Islam untuk merusak generasi umat Islam. Merasa cukup dengan menjaga kesehatan mengikuti apa yang dicontohkan oleh Nabi SAW.

Setelah itu Badrul Huda, demikian nama Kades tersebut, mulai berupaya untuk menjalin hubungan dan komunikasi yang lebih intens. Sebagai kepala desa dirinya harus tahu apa yang sebenarnya diinginkan atau yang menjadi cita-cita oleh orang seperti Bahrun itu. Ia ingin meskipun ada warga yang punya pemahaman berbeda, semua masih bisa berjalan harmonis. Ia juga tetap akan berusaha memberikan pelayanan yang sama kepada orang seperti Bahrun.

Dari pendalaman yang dilakukannya, Pak Kades memperoleh kesimpulan bahwa yang sering disampaikan oleh Bahrun adalah:

1. Negara ini tidak adil terhadap umat Islam, umat Islam banyak dizalimi oleh penguasa negeri ini sejak merdeka.

2. Karena negara ini tidak menerapkan hukum yang bukan bersumber dari syariat Islam, maka ini bertentangan dengan aqidah yang ia yakini. Penguasa negeri ini adalah thaghut yang harus dimusuhi

Dari kedua poin di atas, pak Kades merasa bisa mengubah persepsi mereka untuk poin pertama. Karena itu adalah persoalan sosial, bukan ideologi. Dan itu juga yang merupakan visinya ketika terpilih menjadi kepala desa. Visinya adalah “membangun desa menuju Indonesia yang harmoni”. Ia juga meyakini bahwa jika masalah sosial mereka teratasi, lambat laun pemikiran mereka juga akan berubah.

Kepada keluarga Bahrun dan orang-orang yang sepemahaman dengannya, kades selalu berpesan : “Meskipun bapak-bapak tidak mau ikut program pemerintah dan memiliki pemahaman agama yang berbeda dengan masyarakat, Anda semua masih tetap warga saya. Dan saya tetap berkewajiban untuk melayani dan memberikan hak-hak yang semestinya diterima. Jika ada yang sakit atau butuh bantuan apapun yang sekiranya bisa saya upayakan sebagai kepala desa, jangan sungkan untuk menghubungi saya segera”.

Hal itulah yang di kemudian hari membawa perubahan yang signifikan pada keluarga Bahrun dan pengikutnya. Terutama terjadi setelah penangkapan terhadap Bahrun.

Contoh:

Untuk keluarga Bahrun :

  1. Anggota keluarganya mulai lebih aktif bersosialisasi dengan warga sekitar. Ini sebuah keniscayaan karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus diusahakan sendiri.
  2. Ketika salah satu anaknya sakit dan butuh dirawat di rumah sakit, akhirnya Pak Kades lah yang berhasil membujuk untuk dibawa ke rumah sakit dan bersedia menjadi penanggungjawab soal biayanya. Yang akhirnya ditanggung oleh BPJS dengan status warga tidak mampu.
  3. Kemudian secara pribadi Kades atau kadang ada dari perangkat desa yang lain memberikan santunan insidental kepada keluarga.
  4. Dimasukkan ke dalam golongan masyarakat yang memperoleh bantuan sosial dari pemerintah. Sepeninggal Bahrun ekonomi keluarganya menurun drastis kondisinya.

Untuk para pengikut Bahrun:

Dengan adanya komunikasi yang intens dan upaya-upaya dari desa untuk membantu kesulitan yang mereka hadapi, mereka mulai mau ikut aktif dalam program desa, khususnya minimal dalam gotong royong menjaga kebersihan dan ketertiban, serta mulai mau ikut kegiatan seperti posyandu. Yang mana dulunya mereka masih enggan.

Itu semua adalah sebuah pencapaian yang cukup bagus sebelum adanya program pendampingan dan penguatan oleh KPP. Tinggal memperkuat pemahaman dan kesadaran bahwa apa yang telah dilakukan itu harus dilakukan terus menerus dan diolah menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas.

FOTO

Suasana pelatihan pertama di Desa Pegalangan Kidul Kabupaten Probolinggo dan bawah Kades sedang mengunjungi keluarga napiter

Komentar

Tulis Komentar