Sebanyak 1.262 orang yang terdiri dari peserta didik maupun pelatih Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat terkonfirmasi positif COVID-19. Data tersebut didapatkan menurut hasil pemeriksaan yang dilakukan sejak 29 Juni 2020. Dari 1.262 kasus tersebut, hanya 17 kasus yang mendapat perawatan serta isolasi di rumah sakit. Sementara sisanya, 1.245 kasus merupakan orang tanpa gejala atau OTG. Atas temuan tersebut Gubernur Jabar Ridwan Kamil mewajibkan warga yang tinggal di sekitar Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI yang berlokasi di Jalan Hegarmanah, Kota Bandung agar dilakukan Rapid Tes. Menurut sosok yang akrab disapa Emil itu tes itu sifatnya wajib sehingga waga tidak boleh menolak
“Tindakan cepat akan kami segera lakukan. Kami mohon maaf jika kejadian ini menjadi sumber dari lonjakan yang luar biasa. Tindak lanjutnya kami sudah bersepakat dengan Pak Wali, pengetesan lingkungan sekitar wajib hukumnya, tidak boleh menolak. Itu akan dilakukan oleh Pak Wali secepatnya,” kata Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/7/2020).
Selain itu untuk mengantisipasi penyebaran kasus COVID-19 dari klaster Secapa AD, Emil juga menyarankan agar menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di Kelurahan Hegarmanah, Kota Bandung. Selain itu dia juga menyarankan agar jalan masuk ke lokasi ditutup hanya untuk warga sekitar untuk 14 hari mendatang.
“Saya sarankan Kawasan di Hegarmanah dan sekitarnya dilakukan PSBM secara ketat. Jalan masuk akan ditutup yang boleh masuk hanya penghuni. 14 hari ditutup dulu untuk memastikan tidak ada kebocoran,” kata Emil
Lebih lanjut Mantan Wali Kota Bandung itu menyampaikan untuk mengantisipasi kejadian yang terulang kembali, pihaknya juga akan melakukan tes secara masif ke sekolah-sekolah berasrama baik milik Lembaga negara maupun swasta. Menutur Emil kejadia serupa pernah terjadi di klaster Setukpa Polri di Sukabumi.
“Kami menyadari dengan kerendahan hati, bahwa ini adalah dinamika, kadang-kadang tidak siap, kadang tidak paham. Satu hal yang harus dipahami, Jabar ini penuh dengan institusi pendidikan vertikal. Pengelolaannya di pusat, murid atau siswanya datang dari sejumlah daerah di Indonesia,” tutur Emil.
Masih kata Emil klaster penyeberan Covid 19 di institusi kenegaraan khususnya Secapa itu merupakan kejadian luar biasa yang ia sebut anomali bukan pola yang dipetakan secara rutin. Karena itu menurut Emil dirinya mengaku sudah berkordinasi dengan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Hasil kesepakatannya, pengelolaan pandemi Secapa akan ditangani mandiri oleh TNI AD.
“Kesepakatan dengan Panglima TNI, pengelolaan pandemi klaster di sana akan dikelola secara mandiri oleh TNI AD. TNI ini punya sistem yang lebih siap dan lebih banyak. Pengetesan massal mandiri swab-nya itu oleh RSPAD. Kemudian, dipahami dan disepakati bahwa Panglima TNI bahkan mewaspadai pusat pendidikan yang lain. Dulu di Sukabumi juga sama. Ketika saya laporan ke Panglima, maka seluruh institusi militer di Sukabumi yang non-Setukpa itu dilakukan pengetesan swab,” Pungkas Emil.
Sementara itu secara terpisah Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto mengungkapkan bahwa kondisi 17 orang dari Secapa TNI AD yang dirawat di Rumah Sakit Dustira sudah membaik. Adapun berdasarkan laporan yang diterima, sebanyak 17 yang dirawat di Rumah Sakit Dustira sudah tidak mengalami demam dan batuk sudah mulai mereda.
Kodam 3 Siliwangi dalam hal ini, telah melakukan upaya karantina wilayah dan isolasi kepada seluruh peserta didik dan pelatih yang dinyatakan positif COVID-19 dengan pemantauan yang sangat ketat.
“Dilaporkan untuk pemantauan hari ini, semuanya dalam keadaan baik, dan secara ketat, kompleks ini kita karantina sehingga, tidak diizinkan ada yang keluar/masuk baik, yang dari dalam maupun, yang dari luar,” tutur Yuri.
Lebih lanjut, Yuri mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu panik, sebab penanganan sudah dilakukan dengan baik sesuai standar prosedur Badan Kesehatan Dunia (WHO) oleh Dinas Kesehatan provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kota Bandung, dan Kesehatan Kodam 3 Siliwangi.”Oleh karena itu, saudara-saudara sekalian, kita tidak perlu mengkhawatirkan ini, dan kita bisa mengendalikannya dengan baik,” tutup Yuri.
Sementara berdasarkan data dari Pemerintah per hari Jumat (10/7) totalnya menjadi 72.347 setelah ada penambahan sebanyak 1.611 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 33.529 setelah ada penambahan sebanyak 878 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 3.469 dengan penambahan 52 orang.