Seorang Perempuan ditangkap di Semarang diduga Terkait Penyerang Wakapolres Karanganyar

News

by Eka Setiawan

Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri menangkap seorang perempuan di Kota Semarang karena diduga melakukan tindak pidana terorisme. Perempuan tersebut ditangkap berdasarkan pengembangan dari insiden penyerangan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni pada Minggu (21/6/2020) lalu di Karanganyar dengan pelaku Karyono Widodo.

Perempuan yang diamankan tersebut berinisial IS (47). Dia diamankan di tempat tinggalnya di Jalan Purwosari Perbalan IIE RT1/RW5, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Dia diamankan pada Rabu (24/6/2020) lalu sekira pukul 07.45 WIB.

Berdasarkan informasi dari sumber kepolisian, IS juga punya alamat tinggal di wilayah Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah.

Barang bukti yang dibawa petugas saat penangkapan terinci; sebuah laptop, buku paspor, fotokopi KTP dan KK, buku-buku tentang agama dan sebuah dusbook alias kotak kemasan ponsel.

Informasi penangkapan ini dibenarkan oleh tetangga-tetangga IS yang ditemui ruangobrol.id Jumat (3/7/2020) siang. Salah satu tetangga bernama Vita mengatakan, IS memang dijemput beberapa petugas kepolisian.

“Waktu ditangkap itu sepi, rapi banget (kerjanya polisi), wong banyak tetangga pada nggak tahu ada penangkapan. Pakai pakaian bebas (yang menangkap), dibawa masuk mobil,” kata dia.

Sejak penangkapan itu, yang kemudian sumber itu membenarkan bahwa dilakukan Rabu 24 Juni 2020 , IS kemudian tak terlihat lagi di rumahnya, hingga berita ini diturunkan.

Pantauan di rumah tinggal IS, terdapat spanduk besar bertuliskan “Rumah Sehat Bu Ana” Cabang Klinik Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, menerima pengobatan Asma, Stroke, Jantung, Syaraf Kejepit dan Maag Kronis.

Rumahnya terbilang besar di banding beberapa rumah tetangga kanan kirinya, bercat putih dan krem, berpagar hitam. Saat disambangi pagar terlihat digembok.

“Orangnya jarang di sini, sering ke Kalimantan katanya,” tambahnya.

Tetangga depan rumah IS, bernama Jumini bercerita sejak SMA IS ini pindah ke Kalimantan ikut kakaknya yang punya usaha di sana. Rumah di Perbalan itu dulu milik orangtuanya, namun sudah dibeli kakaknya dan sudah direnovasi.

Soal pengobatan herbal itu, sebut dia, dulu banyak pelanggan datang, namun karena sering ditinggal pergi pelanggan jadi berkurang. Pasien yang datang bervariatif, perempuan maupun laki-laki baik tua maupun muda.

“Kalau tetangga tarifnya paling Rp50ribu, tapi kalau dari luar kota atau diundang ke luar kota tarifnya Rp2juta, (IS) pernah cerita begitu ke saya,” kata Jumini.

Beberapa tetangga mengatakan setelah lulus SMA, terdapat perubahan penampilan IS, menjadi berjilbab dan bercadar.  Perempuan berpenampilan serupa kerap terlihat mengunjungi rumah tersebut, namun tetangga tak tahu pasti apa aktivitasnya, sebab pintu selalu ditutup rapat.

Beberapa tetangga juga mengatakan IS ini pernah 2 kali menikah. Di pernikahan pertama punya 3 anak laki-laki, namun kemudian bercerai. Setelah itu IS menikah lagi dengan seorang lelaki yang lebih muda, berasal dari Kalimantan, namun lagi-lagi bercerai.

Hingga berita ini diturunkan polisi belum memberikan keterangan resmi, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono sudah dicoba konfirmasi via pesan WhatsApp namun belum memberikan respons.

 

FOTO RUANGOBROL.ID/EKA SETIAWAN

Suasana rumah tempat IS berpraktik pengobatan herbal di Kota Semarang, Jumat (3/7/2020).

 

 

Komentar

Tulis Komentar