Penyerang Wakapolres Karanganyar Residivis Kasus Terorisme

News

by Eka Setiawan

Identitas penyerang rombongan anggota Polres Karanganyar di Cemoro Kandang, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar diduga kuat bernama Karyono Widodo, pria berusia 46 tahun itu punya alamat di Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur.

Informasi tersebut diperoleh ruangobrol.id dari sumber-sumber kepolisian di lapangan terkait kejadian penyerangan pada hari Minggu (21/6/2020) sekira pukul 10.20 WIB itu. Penyerang itu yang diyakini bernama Karyono Widodo itu tewas kehabisan darah, pahanya ditembus 3 peluru saat menyerang.

Karyono sendiri merupakan mantan narapidana terorisme yang ditangkap karena terlibat serangkaian kasus penyerangan di Jalan Thamrin Jakarta Pusat pada Januari 2016. Dia ditangkap di Malang Jawa Timur pada 2 Februari 2016. Penangkapannya di komplek makam yang punya mitos sebagai makam keramat.

Putusannya 4 tahun 6 bulan dan bebas penjara di bulan Juli 2019. Oktober 2016 disidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Informasi dari seorang sumber di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Karyono ini tidak pernah mengikuti program-program deradikalisasi.

“Selalu menolak,” ungkap sumber tersebut kepada ruangobrol.id, Senin (22/5/2016).

Penelusuran ruangobrol.id, nama Karyono Widodo sendiri pernah disebut dalam putusan pengadilan terdakwa kasus terorisme bernama Kartono alias Mas Kartono, pria kelahiran Demak tahun 1967. Putusan pengadilan itu teregister nomor 436/PID/SUS/2019/PN.Jakarta Timur.

Pada putusan itu dijelaskan Kartono adalah sarjana yang kemudian bekerja sebagai PNS di bidang medis di Puskesmas di Kecamatan Anjongan Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat. Dia sendiri akhirnya berhenti jadi PNS setelah mulai terpengaruh radikal ISIS, salah satu keyakinannya berhenti jadi PNS menerima gaji dari negara adalah haram. Sebab, negara dianggap sebagai thogut, alias musuh karena negara Indonesai ini tidak menerapkan syariat Islam.

Kartono sendiri pernah bertemu dengan Karyono Widodo yang merupakan santri di Ponpes Ansharullah Ciamis Jawa Barat. Ponpes pimpinan Fauzan Anshori, tokoh sentral ISIS di Jawa Barat yang pada 2015 lalu meninggal karena sakit.

Pertemuan pada sekira tahun 2015 di ponpes itu pula, Karyono Widodo yang punya nama alias Sujak alias Uja, terlibat dalam pembuatan anak panah yang akan digunakan untuk menyerang polisi.

Fenomena penyerangan teroris menyasar polisi dengan menggunakan senjata tajam teranyar terjadi di Markas Polsek Daha Selatan Kalimantan Selatan pada 1 Juni 2020 lalu. Penyerang masih berusia belia, 19 tahun, bernama Abdurrahman, terafiliasi ISIS. Penyerangan itu menggunakan sebilah samurai, mengakibatkan seorang polisi meninggal dunia termasuk pelakunya. Pelaku sempat membakar sebuah mobil dinas polisi sebelum menyerang.

Pada penyerangan itu didapati sepucuk kertas yang ditulis oleh Abdurrahman, isinya berupa wasiat dan keyakinannya menyerang polisi adalah sebuah kebenaran. Surat dengan isi serupa juga didapati dari Karyono Widodo itu.

Sementara itu, untuk memastikan identitas penyerang di Karanganyar itu, polisi juga tengah mengambil sejumlah data pembanding, yakni sampel DNA dari ibu kandungnya di Madiun, Minggu sore alias beberapa jam setelah penyerangan dilakukan di Karanganyar itu. Langkah ini sebagai bentuk identifikasi ilmiah yang akurat terkait identitas seseorang. Data-data post mortem dan ante mortem ini pula yang akan dibandingkan sebagai langkah identifikasi.

Pada penyerangan saat kegiatan susur Gunung Lawu itu, ada 3 orang jadi korban sabetan senjata tajam pelaku. Dua adalah anggota Polri yakni Kompol Busroni selaku Wakapolres Karanganyar dan drivernya, yakni Bripda Hanif Ariyono, sementara 1 orang lainnya adalah warga yang menjadi relawan kegiatan itu. Kegiatan polisi di sana dalam rangka rangkaian menyambut HUT Bhayangkara yang diperingati tiap 1 Juli.

Komentar

Tulis Komentar