Solidaritas hingga Janji Surgawi Sebab Anak Muda Terlibat Terorisme

News

by Eka Setiawan

Keterlibatan anak muda dalam kelompok terorisme harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Banyak penyebab mereka tergelincir masuk dalam kelompok ataupun aksi teror.

Pemerhati terorisme, Tayyip Malik, merunutkan, terjadinya sebuah aksi terorisme tak bisa terlepas dari berbagai penyebabnya.

“Kenapa aksi terorisme terjadi? Ini pasti ada momentum atau tujuan, SDM (sumber daya manusianya), ada tim atau kelompok hingga logistiknya (termasuk pendanaan),” kata dia saat dihubungi ruangobrol.id, Jumat (15/5/2020) malam via telepon.

Berangkat dari situ, sebut Tayyip, barulah perlu dipahami dinamika kenapa ada anak-anak muda terlibat kelompok terorisme itu.

Pria yang berdomisili di Solo itu membeberkan, anak muda terlibat terorisme bisa disebabkan memiliki latar belakang keagamaan yang sama. Misalnya; mereka satu lembaga pendidikan hingga punya pemahaman yang sama tentang ibadah jihad.

“Tradisi ini bisa turun-temurun, bahkan seniornya bisa menjadi inspirasi,” lanjutnya.

Penyebab berikutnya adalah jaringan pertemanan (friendship), pola ini sering ditemukan dalam pola rekrutmen kelompok teroris. Berikutnya adalah faktor kinship alias keluarga atau kekerabatan. Ini bisa dilihat dari kasus anak muda yang menolong keluarga atau kerabatnya yang menjadi terduga teroris.

“Dia hanya ingin membantu, tetapi perbuatannya itu melanggar hukum (UU Pemberantasan Terorisme),” tambahnya.

Pengaruh media sosial atau media-media lain seperti film, video berkonten kekerasan juga bisa jadi pemicu anak-anak muda melakukan perbuatan teror, didasari dari rasa solidaritas.

“Kemudian emosi kejiwaan dan semangat tinggi. Sehingga anak-anak muda ini terburu-buru atau dalam bahasa Arabnya ta’jal, mereka tidak berfikir panjang tentang madharatnya, akhirnya mereka ada yang bunuh diri. Padahal bunuh diri dilarang oleh syariat islam, hifdzul nafs (menjaga diri),” bebernya.

Pada kasus-kasus lainnya, semisal para deportan dari Suriah, sebut Tayyip, ada juga anak-anak muda yang terlibat kelompok itu. Ada banyak pemicu mereka bergabung ke sana, mulai dari ingin hidup di bawah syariat Islam seperti yang mereka dapat dari internet ataupun kajian-kajian offline, keinginan tentang sebuah pertaubatan mencari agama yang kaffah.

“Iming-iming janji surgawi, di sinilah kenapa agama yang bisa mempengaruhi mereka, karena agamalah yang menjanjikan soal pahala, surga, jadi mereka (anak-anak muda) berjuang untuk itu, ada tujuan yang ingin dicapai,” jelas Tayyip.

 

ilustrasi: pixabay.com

 

Komentar

Tulis Komentar