Sejarah Singkat Kelompok Khawarij dan Kemiripannya dengan Teroris

Analisa

by Ahsan Ridhoi

Khawarij kerap disematkan kepada kelompok teroris. Keduanya dianggap memiliki kemiripan, yakni menganggap semua yang di luar kelompoknya salah. Mereka juga mudah melabeli kelompok lain kafir. Bahkan sampai memerangi kelompok yang berbeda itu.

Lantas apa sebenarnya Khawarij itu? Terjadi perbedaan antara para sejarawan terkait kelompok ini. Namun, latar peristiwa munculnya kelompok ini yang sama disepakati adalah di sekitar peralihan dari Khalifah Utsman bin Affan ke Khalifah Ali bin Abi Thalib ke Khalifah Mu'awiyah bin Abi Sofyan.

Kekuasaan Khalifah Utsman berakhir setelah ia terbunuh. Rapat para sahabat di masa itu dan berdasar persetujuan mayoritas muslimin menyepakati Khalifah Ali sebagai penggantinya. Akan tetapi, proses ini menyisakan riak dari Siti Aisyah dan Mu'awiyah. Keduanya lantas menjadi oposisi Khalifah Ali.

Oposisi tak sekadar dalam ranah politik, tapi sampai berujung perang saudara. Siti Aisyah menggalang pasukan melawan Khalifah Ali dan terjadilah perang unta atau perang jamal. Khalifah Ali memenangi perang ini.

Belum lama setelah perang tersebut usai, giliran Mu'awiyah menantang Khalifah Ali. Terjadilah kemudian perang Shiffin. Perang ini berakhir dengan sidang arbritase yang menentukan kelangsungan kepemimpinan Khalifah Ali. Hasilnya, Khalifah Ali dinyatakan harus lengser keprabon. Mu'awiyah pun ditunjuk sebagai penggantinya.

Seperti dicatat As-Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa, sebagian pendukung Ali merasa kecewa karena junjungannya menerima begitu saja hasil tersebut. Padahal dalam pandangan mereka Ali tak bersalah. Mereka juga kesal kepada Mu'awiyah yang dianggap telah melakukan kudeta.

Kumpulan orang kecewa ini kemudian memutuskan memerangi Ali dan Mu'awiyah. Mereka menganggap kedua orang itu sebagai kafir. Di sini lah kemudian istilah Khawarij disematkan kepada mereka. Mayoritas sejarawan Islam mendefinisikan Khawarij sebagai orang-orang yang keluar dari barisan pendukung Ali.

Salah seorang kelompok Khawarij yang terkenal adalah Abdurrahman bin Muljam. Ia adalah pembunuh Ali dengan didorong kekecewaan atas sikap khalifah terakhir golongan khulafa ar-rasyidin itu.

Bila mengikuti definisi di atas, maka kelompok Khawarij dianggap sudah tak ada setelah matinya seluruh penentang Ali dan Muawiyah. Namun, as-Syahrastani dalam karyanya al-Milal wan-Nihal mendefinisikan Khawarij lebih luas sebagai: setiap orang yang keluar menentang pemimpin sah dan telah diputuskan oleh masyarakat, baik penentangan itu tejadi di masa sahabat tehadap khulafa ar-rasyidin atau setelah mereka terhadap para tabiin yang baik dan para pemimpin di setiap zaman.

Menggunakan definisi yang lebih luas itu, maka kelompok Khawarij dianggap masih ada sampai sekarang. Mereka adalah orang-orang yang menentang kepemimpinan secara sah di manapun di dunia ini, khususnya yang baik dan disepakati seluruh masyarakat.

Dari definisi itu pula, Khawarij menonjol sebagai gerakan politik. Bukan gerakan agama. Hanya, mereka selalu menjadikan agama sebagai pembenaran untuk gerakan politiknya. Atas tindakannya ini, Ibnu Jauzi dalam Talbis Iblis meneguhkan definisi Khawarij sebagai orang-orang yang keluar.

Merujuk kepada sejarah dan macam definisi di atas, rasanya tak salah jika melekatkan teroris dengan Khawarij. Karena mereka sama-sama menentang pemerintahan yang sah dan, seperti pendapat Pakar Terorisme Noor Huda Ismail, membajak dalil agama sebagai pembenaran gerakan mereka.

Komentar

Tulis Komentar