Penyanyi campur sari Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020) alias di hari ke-12 Ramadan 1441 Hijriyah. Penyanyi bernama asli Didi Prasetyo itu dikabarkan meninggal sekira pukul 07.45 WIB di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Kasih Ibu, Jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Kabar meninggalnya “Lord” Didi Kempot ini sontak menggegerkan. Saya yakin, orang-orang akan bersedih, apalagi para fans mereka yang dilabeli “sobat ambyar”.
Saya yakin pula, mereka akan makin ambyar kehilangan lordnya selama-lamanya. Sebelum pandemi Covid-19 menyerang, saya rasa konser yang paling sering dan pastinya ramai, ya salah satunya Didi Kempot ini. Saya yang tinggal di Semarang, beberapa kali ada konser Didi Kempot, dan semuanya ramai penonton, mbludak.
Lagu-lagunya selain populer juga ngrejekeni alias membawa rejeki bagi yang lain. Tak percaya? hampir semua akan koor ketika mendengar lagu “Pamer Bojo”, “Banyu Langit”, “Suket Teki” atau lagu-lagu yang juga populer sebelumnya macam “Stasiun Balapan”, “Tanjung Mas Ninggal Janji” hingga “Sewu Kutho”.
Karena populernya lagu-lagu itu, maka, di berbagai acara musik, konser, weddingan, sampai reguler kafe, banyak para musisi membawakannya. Dan tentu saja, penontonnya, pendengarnya akan senang, walaupun bukan Didi Kempot yang membawakan alias coveran. Ngrejekeni kan?
Nama Kempot sendiri, yang jadi nama panggungnya, berangkat dari kelompok musiknya, di era 80-an. Akronim dari Kelompok Pengamen Trotoar. Beliau memang mengawali karir sebagai musisi jalanan, dari Solo hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Sementara itu, di Solo sana, pihak keluarga tentunya sedang menyiapkan pemakaman untuk almarhum Didi Kempot, ucapan bela sungkawa terus saja berdatangan. Mereka kehilangan adik dari pelawak Srimulat Mamiek Prakoso itu.
Kabar duka yang berdatangan, salah satunya dari media sosial. Di ponsel saya, berbagai status WhatsApp, sudah mulai bermunculan kabar duka cita yang ditujukan pada “Godfather of Broken Heart” itu.
Ada yang pengacara, ada sipir penjara, ada mahasiswa, pengamen, musisi kafe, wartawan, guru SD, pensiunan PNS, dan berbagai profesi semuanya berduka, beberapa mantan napi teroris (napiter) di Jawa Tengah yang saya kenal juga mengucapkan rasa ambyarnya atas kepergian Didi Kempot lewat grup WA. Ambyarr tenan!
Ah Pakdhe Didik, kepergianmu mendadak tenan! Yowislah biar kami mengenangmu sembari menikmati karya-karyamu, ati-ati di jalan ya Pakdhe, “Daaah, dadah sayaaang, daaah…selamat jalan” (Stasiun Balapan)
foto: YouTube Didi Kempot Official Channel