Dunia Kesakitan di Hari Kesehatan Sedunia

Other

by Febri Ramdani 1

Per tanggal 7 April 2020, bertepatan dengan Hari Kesehatan Sedunia, total kasus positif corona (Covid-19), telah mencapai lebih dari 1.300.000 orang di dunia. Dan telah mewafatkan lebih dari 74 ribu jiwa. Sebuah angka yang sangat fantastis jika dibandingkan dengan virus-virus yang sempat booming sebelumnya, yakni SARS dan Flu Babi.

Peringatan Hari Kesehatan Sedunia diadakan untuk menandai berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada 7 April 1948. Hari Kesehatan Dnia sendiri adalah salah satu dari delapan kampanye yang didirikan oleh WHO.

Setiap tahunnya, WHO menyelenggarakan acara yang berkaitan dengan tema tertentu. Acara ini sendiri diadakan di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Tapi sayangnya, di Hari Kesehatan Sedunia tahun ini, sepertinya kita tidak bisa merayakannya dengan suka cita, melainkan dengan duka cita yang mendalam.

Dengan angka kematian yang sudah sedemikian banyak, sangat di sayangkan tetap saja masih banyak masyarakat yang bersikap bodo amat. Khususnya mereka-mereka yang sebenarnya sudah dapat privilege untuk tetap berada di dalam rumah.

Lain halnya dengan beberapa kalangan masyarakat yang memang mengharuskan mereka berada di luar macam ojol, pedagang kaki lima, supir taksi, dll. Semoga mereka tetap diberikan kesehatan.

Beberapa waktu belakangan ini, saya cukup sering melihat postingan dari kerabat, dan berita-berita mengenai lapisan ozon bumi yang menjadi lebih baik akibat adanya wabah Covid-19 ini.

Kok bisa begitu? Virusnya bikin bumi jadi sehat ?

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pemanasan global semakin hari semakin memburuk, namun dengan banyak berkurangnya aktifitas masyarakat di luar, lapisan ozon di bumi menjadi sedikit membaik.

Sedikit mengutip dari laman web CNN Indonesia, ada salah seorang peneliti dari Universitas Colorado Boulder, Antara Banerjee mengaku menggunakan data dari pengamatan satelit dan simulasi iklim untuk mendeteksi pemulihan ozon.

Perbaikan ozon pun ini telah mengubah sirkulasi udara di atmosfer. Hal ini berpengaruh pada temperatur atmosfer, cuaca, tingkat curah hujan, serta dapat menyebabkan perubahan suhu laut dan konsentrasi garam.

Lapisan ozon adalah bagian dari atmosfer yang ada di lapisan stratosfer Bumi. Lapisan ini melindungi warga Bumi dari radiasi ultraviolet dari Matahari. Tanpa lapisan pelindung radiasi ini, nyaris tak ada yang bisa bertahan hidup di Bumi.

"Kami menemukan tanda perubahan perubahan iklim di belahan Bumi selatan, terutama pada pola sirukulasi aliran udara," tuturnya.

Banerjee mengatakan penyusutan lubang ozon berkat Perjanjian Montreal yang disepakati pada 1987. Perjanjian itu yang untuk mengurangi pengunaan CFC itu dinilai telah berhasil membalikkan kerusakan yang telah dilakukan manusia  terhadap planet bumi.

"Jika kita tetap mematuhi protokol ini maka lubang ozon diproyeksikan untuk pulih. Di beberapa daerah, kami pikir itu mungkin terjadi dalam beberapa dekade mendatang dan di tempat lain jauh di akhir abad ini," ujarnya.

Ternyata, di setiap kejadian selalu ada hikmah yang bisa diambil, salah satunya adalah terkait membaiknya lapisan ozon tersebut. Jadi menurut saya di Hari Kesehatan Sedunia ini, tempat tinggal yang kita huni sedang memulihkan diri dari banyaknya aktifitas manusia yang seringkali merusak alam dan membuat lingkungan menjadi tercemar.

Yuk, jaga kesehatan kita dengan bergaya hidup sehat. Jangan lupa pakai masker dan cuci tangan!

Komentar

Tulis Komentar