Wabah virus corona alias Covid-19 telah merambah hampir merata di seluruh wilayah Indonesia meskipun dengan jumlah yang bervariasi. Khususnya di Pulau Jawa, rata-rata di tiap provinsi angka Orang Dalam Pemantauan (ODP) sudah mencapai angka ratusan.
Pemberitaan yang masif tentang Corona juga sedikit banyak menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat. Ada yang jadi cenderung paranoid. Ada yang bersikap sombong seakan-akan tidak akan terkena virus Covid-19. Ada yang cuek saja tak peduli dengan dirinya dan orang lain. Dan ada juga yang berhati-hati serta aktif mengedukasi orang-orang di sekitarnya tentang pentingnya menjaga keselamatan bersama.
Soal orang-orang yang paranoid, ada cerita dari kawan saya yang terpaksa harus melakukan perjalanan naik kereta untuk sebuah urusan yang sangat penting. Di sebuah stasiun ketika ia sedang menunggu kedatangan kereta yang akan dinaikinya, tiba-tiba ada seorang kakek tua yang terjatuh dari tempat duduknya dan pingsan.
Orang-orang di dekatnya bukannya menolong, tapi reflek langsung menjauh dari kakek itu dan hanya bengong memandanginya. Kawan saya itu lalu mendekat dan mencoba menggeser tubuh si kakek ke tempat yang lebih aman. Sambil berseru : “Jika kakek ini kena corona, nggak mungkin bisa sampai stasiun ini. Dan ini badannya dingin bukan panas seperti ciri-ciri orang kena Corona. Ayo bantu saya geser tubuh kakek ini”.
Barulah setelah itu ada yang tergerak untuk membantu kawan saya. Dan ada yang kemudian melapor ke petugas kesehatan stasiun. Setelah diperiksa oleh petugas kesehatan stasiun terungkap bahwa tensi darah kakek itu sangat tinggi dan tidak ada tanda-tanda sakit selain itu.
Ternyata pemberitaan tentang corona yang masif bisa menimbulkan ketakutan di alam bawah sadar kebanyakan orang. Bisa jadi orang-orang yang reflek menjauh dari kakek itu tadinya sedang asyik membaca berita tentnag corona di gadget masing-masing, eh tiba-tiba ada orang pingsan di depannya. Jadilah mereka reflek menjauh. Padahal pada kondisi normal ketika ada orang pingsan mendadak orang-orang akan reflek berkerumun untuk memberi bantuan.
Ya, bisa jadi hari ini gara-gara wabah Covid-19 kita telah menjadi seperti orang-orang di stasiun yang ketakutan melihat orang pingsan mendadak itu. Mau nggak percaya tapi benar adanya. Jadi, kalau mau aman ya nggak usah kemana-mana. Tetap di rumah saja.
Saya pun sangat ingin di rumah saja. Tapi sebagai kepala keluarga terkadang ada beberapa urusan yang mengharuskan saya keluar rumah, bahkan terkadang harus ke luar kota. Semoga badai ini segera berlalu.
Sekali lagi, jika mau aman tetaplah berada di rumah. Lindungi diri kita dan orang-orang terdekat kita. Dan jangan lupa untuk tetap terus berdoa.
ilustrasi: pixabay.com