Di balik sebuah musibah bagi sebagian orang, ada berkah yang disiapkan oleh Tuhan bagi sebagian makhluk dan hamba-Nya yang lain. Juga selalu ada hikmah di balik sebuah musibah.
Hewan ternak yang mati adalah musibah bagi pemiliknya, tetapi menjadi rezeki bagi cacing tanah dan mikroba yang hidup di tanah. Hikmahnya tanah menjadi subur setelah bangkai hewan itu terurai semua.
Mobil kita yang mogok atau rusak di tengah perjalanan adalah musibah bagi kita, tapi berkah bagi bengkel dan teknisinya. Hikmahnya muncul berbagai teknologi otomotif yang semakin memudahkan perawatan kendaraan.
Ban kendaraan yang bocor adalah musibah bagi pemilik kendaraan, tetapi berkah bagi tukang tambal ban. Hikmahnya muncullah teknologi ban tubeless. Dan banyak lagi contoh lainnya.
Tapi ada satu yang perlu digarisbawahi. Musibah itu timbul alami. Tidak boleh dibuat-buat. Misalnya tukang tambal ban yang menebar paku di jalanan dengan tujuan agar banyak yang menambal ban. Ini jelas tercela. Selain itu dalam menanganinya harus jujur dan tulus. Jangan pula ban masih bisa ditambal dibilang harus ganti.
Hal semacam ini sebenarnya juga sedang terjadi pada fenomena merebaknya virus Covid-19 di negeri kita. Ada yang mendapat musibah karena sakit yang disebabkan oleh virus itu. Tapi ada juga yang mendapat berkah. Misalnya yang paling nyata terlihat adalah larisnya produk masker dan hand sanitizer.
Namun tentunya para penjualnya juga harus jujur dan tulus. Semata-mata menjual untuk mendapat untung sewajarnya dan menolong orang yang membutuhkan. Bukan lantas menjual dengan harga setinggi-tingginya karena sedang banyak permintaan. Itu sudah jadi tindakan tercela.
Selain itu bagi yang membutuhkan juga jangan membeli banyak-banyak melebihi kebutuhannya. Karena itu akan menyulitkan orang lain yang membutuhkan untuk mendapatkannya. Itu sudah mulai masuk tercela. Membeli banyak-banyak boleh dengan tujuan untuk diberikan kepada orang yang kesulitan mendapatkannya.
*****
Beberapa hari terakhir ini saya mencoba bertanya kepada beberapa kawan saya yang telah mengalami dampak signifikan dari merebaknya virus Covid-19 ini. Ada yang dampaknya negatif dan ada juga yang dampaknya malah positif.
Di antara yang mengalami dampak negatif adalah kawan saya yang profesinya adalah pekerja di perusahaan event organizer. Semua event dari tanggal 9 Maret dibatalkan atau diundur sampai waktu yang akan ditentukan kemudian. Praktis ia hanya punya sisa gaji bulan Februari untuk bertahan hidup di bulan Maret. Dan untuk gaji bulan Maret ini akan dipotong setengah karena hanya sempat kerja sebentar saja. Selebihnya ia tidak tahu.
Tapi ada kawan saya yang mendapat berkah. Dapat orderan yang sangat melimpah dan sampai cenderung kewalahan. Ia bekerja di perusahaan digital printing. Dalam dua hari terakhir ini 75% orderan adalah mencetak brosur dan pamflet untuk sosialisasi pencegahan penyebaran virus Covid-19. Orderan itu berasal dari desa-desa di wilayah kami, kantor instansi pemerintah, dan minimarket-minimarket.
Di samping itu, yang menarik adalah ada juga yang mencetak stiker untuk produk olahan disinfektan rumahan. Wah, benar-benar jadi berkah bagi sebagian orang. Ternyata ada juga yang jeli menangkap peluang usaha dadakan.
Begitulah Tuhan mengaturnya. Pandemi Corona ini adalah ujian dari-Nya untuk menguji siapa yang lebih baik amalnya. Di balik sebuah musibah pasti ada hikmah. Kelak badai yang diakibatkan oleh wabah virus Corona ini akan melahirkan sosok-sosok yang lebih tangguh dan cerdas.
ilustrasi: pixabay.com