Benarkah Indonesia Bebas Virus Corona? Tentu Tidak

Other

by Rizka Nurul 4

Sampai saat ini, wabah virus corona COVID-19 belum berakhir. Hingga 29 Februari, ada 2.924 jiwa meninggal dunia akibat virus ini. Tiongkok saja, virus ini telah menewaskan 2.727 korban. Jumlah korban terinfeksi setidaknya mencapai 85.182 orang. Laporan tersebut meningkat lebih dari 20.000 dalam seminggu.

Beberapa negara kemudian menutup akses keluar-masuk negaranya untuk sementara waktu. Salah satunya adalah Arab Saudi. Ribuan jamaah umrah gagal berangkat ketika sudah sampai di bandara pasca keluarnya larangan tersebut.

Kabar terakhir yang juga mengejutkan adalah rencana pembatalan olimpiade. Sebelumnya, Olimpiade 2020 yang akan dilaksanakan di Jepang kabarnya diundur.

Tiongkok sebagai penyumbang angka terbesar telah menutup banyak akses penerbangan sejak akhir Januari. Adapun negara tetangga, Singapura, beberapa hari terakhir turut menaikkan status siaga 1 untuk virus corona.

Sementara, Indonesia santai saja membuka penerbangan dari Eropa untuk tujuan wisata. Tak tanggung-tanggung, promosi yang dilakukan menghabiskan dana 72 miliar hanya untuk influencer.
Benarkah Indonesia sekebal itu hingga berani membuka investasi dan pariwisata di tengah wabah ini?

Bukan hanya Indonesia yang punya kekebalan ini. Korea Utara, Arab Saudi, Turki, Laos, Myanmar, Bangladesh, Uzbekistan, Kyrgistan, Tajikistan, Turkmenistan, Suriah, Yordania dan Yaman merupakan deretan negara Asia yang belum dilaporkan positif virus corona.

Sejauh ini, 136 kasus suspect corona telah terdeteksi di Indonesia. Seluruhnya diklaim negatif oleh Laboratorium Badan Litbangkes pada 27 Februari 2020. Sedangkan 28 Februari lalu, dua orang meninggal dunia di Semarang dan Batam ketika dirawat isolasi akibat suspect corona. Pemerintah keukeuh menyatakan bahwa keduanya meninggal dunia bukan karena corona. Keduanya punya penyakit sistem pernafasan.

Status bebas corona Indonesia juga telah diragukan oleh Australia. Bukan bermaksud tidak sopan, ia mengatakan bahwa Australia punya sistem kesehatan yang jauh lebih baik. Ini akan mengherankan jika Indonesia justru bebas corona yang mudah menular.

"It's very big country with a lot of islanda and it would be very difficult to be able to give absolute assurances about those numbers," kata Pedana Menteri Australia seperti yang dilansir dailymail.

Pernyataan PM Australia dibantah tegas oleh Menkopolhukam, Mahfud MD. Ia menegaskan bahwa sampai 1 Maret 2020 tidak ada corona di Indonesia.

Namun, kekebalan itu luntur seketika ketika 2 Maret 2020 pagi Presiden Jokowi mengumumkan 2 pasien positif corona. Menkes bahkan dengan jelas mengatakan bahwa pasien berasal dari Depok. Pasien merupakan ibu dan anak dimana sang anak tertular oleh WN Jepang dari Malaysia. Sebelumnya, si anak sempat berdansa dengan WN Jepang tersebut di sebuah club. Kabar terakhir, pegawai club tersebut diperiksa. Perawat di RS Mitra Keluarga Depok banyak yang dirumahkan karena sempat menampung dua pasien tersebut.

COVID-19 sendiri disebut sebagai penyakit turunan virus corona yang paling gampang menular dibanding SARS dan MERS. Namun, Corona dianggap tidak lebih mematikan dibanding dua penyakit tersebut. Menteri Kesehatan Singapura, Gan Kim Young menjelaskan hal ini melalui video yang tersebar di media sosial.

Gan Kim Young juga menjelaskan bahwa wabah ini menyebar melalui cairan. Bisa jadi ketika yang terinfeksi batuk, pilek atau mengucek mata yang menyebarkan cairan, sejak itulah virus menyebar. Tidak benar bahwa virus ini menular lewat udara.

Jika memang menular lewat cairan, maka banjir dan genangan air harus diantisipasi sebagai media menyebaran virus. Terutama di musim penghujan ini. Selain itu, bisa jadi udara kering di Indonesia memang menghambat virus ini berkembang.

Alih-alih mengantisipasi, Wakil Presiden Indonesia justru memberikan tanggapan berbeda. Menurut beliau, bebasnya banyak WNI dari virus corona ini tidak lepas dari doa qunut.

Ini memang agak aneh. Tapi kekebalan warga +62 terbukti dalam kasus corona di kapal pesiar Diamond Princess. Kapal yang mengangkut 3.711 orang tersebut, 634 orang dinyatakan positif COVID-19. Sedangkan 68 WNI resmi bebas virus corona. Sedangkan 8 lainnya masih dievakuasi karena masuk dalam daftar suspect corona. Pemeriksaan ini dilakukan di Jepang dengan peralatan canggih.

Semoga memang kesaktian ini bisa menjaga kita dari wabah dunia. Untuk itu, mencuci tangan menjadi salah satu syarat utama setiap aktivitas. Selain itu, penggunaan masker juga patut menjadi concern kita semua dalam mencegah virus ini.

Komentar

Tulis Komentar