Revina awalnya ingin melakukan kolaborasi dengan lelaki itu. Namun, Revina ragu karena nama Dedy Susanto tak masuk dalam HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia). Dedy menyangkal, dan berkata bahwa ia bukan psikolog namun psikoterapis. Keduanya debat di direct message instagram dan diunggah melalui instastory Revina.
Selain meladeni Dedy, Revina banjir DM dari pasien
DM tersebut juga menguak fakta bahwa Dedy sering ngajak perempuan untuk melakukan psikoterapi secara privat di dalam kamar hotel. Lelaki yang sering disebut 'Paduka' ini meminjam nama si pasien untuk reservasi, namun dia yang bayar. Setidaknya dia modaaaal (
Pelecehan berkedok terapi ini memang mirip seperti terorisme. Ekstrim sih persamaannya. Tapi dalam banyak kasus terorisme kekinian, seringkali kesejahteraan dunia akhirat dijadikan kedok untuk kepentingan politik. Propaganda ISIS berhasil memberikan mimpi dan harapan yang padahal melambungkan nama Abu Bakar Al Baghdadi sebagai pemimpin. Bahkan di saat ribuat tentara ISIS meninggal di peperangan, sang Khalifah justru bersembunyi.
Permasalahan sosial yang kian banyak muncul ke permukaan malah menjadi pasar oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. Pasalnya, orang kalut, galau, dan bimbang akan teracuni dengan mudah oleh harapan dan mimpi. Baik oleh ISIS atau kelompok macem Dedy Susanto. Oleh karena itu, kita sebagai orang terdekat yang justru menjadi filter bagi mereka.
Kita juga tak tahu apakah ada predator mesum selain Dedy Susanto. Ngakunya psikoterapis, ternyata serigala ngajak masuk kamar.
Komentar