Nasib Liga Inggris Pasca Brexit

Other

by Ikhlasul Ansori

Empat tahun setelah referendum Brexit di Inggris dengan hasil sekitar 51.89% memilih exit, pemerintahan Inggris akhirnya akhirnya secara resmi keluar dari Uni Eropa pada 1 Febuari 2020 pada jam 11 malam waktu setempat.

Keluarnya Inggris dari Uni Eropa dipandang oleh banyak pihak pihak akan memberikan dampak singkat atau dampak berkepanjangan di sektor politik dan ekonomi Eropa, apalagi Inggris merupakan salah satu ekonomi terkuat di Eropa dan mempunyai pengaruh yang kuat di perpolitikan  dan ekonomi Uni Eropa.

Beberapa pihak mengatakan yang menjadi alasan Inggris keluar dari Uni Eropa karena isu imigran dan anggaran kontribusi ekonomi Inggris ke Uni Eropa yang terlalu besar dan memberatkan ekonomi domestik, karena Inggris harus membantu perekonomian anggota Uni Eropa lainnya seperti Yunani yang mengalami krisis Ekonomi selama bertahun-tahun.

Di Inggris sendiri, salah satu sektor yang akan terkena dampak dari Brexit adalah Liga Inggris. Di klub-klub liga Inggris banyak pemain-pemain yang berasal dari Eropa. Dengan keluarnya Inggris dari Uni eropa, klub-klub itu akan sulit melakukan transfer pemain atau merekurt pemain muda dari Eropa.

Uni Eropa juga akan mengalami kendala dalam perpolitikan dan ekonomi secara langsung. Kemungkinan Jerman harus mengeluarkan anggaran lebih besar untuk Uni Eropa semenjak keluarnya Inggris. Keberadaan pekerja kasar dan terampil yang berasal dari daratan Eropa juga terancam.

Tapi menurut Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins, dikutip dari BBC, keuntungan dari Brexit adalah Inggris akan menjadi lebih mandiri dengan tidak terikat aturan Uni Eropa. Dimana Inggris bisa membangun hubungan diplomasi, menerapkan kebijakan luar negeri dan membangun ekonomi mereka secara mandiri.

Sejauh ini yang kita harapkan dari Brexit semoga tidak menimbulkan suatu krisis politik atau ekonomi yang dapat membuat ketidakstabilan di kawasan Eropa. Namun, menurut saya, bisa jadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya Brexit adalah isu pengungsi Suriah yang membanjiri Eropa semenjak krisis pengungsi eropa 2015. Ditambah dengan kebangkitan gelombang sayap kanan nasionalis-populis di Eropa telah membawa suatu konflik sosial dan rasa takut pada masyarakat Eropa atas adanya penguasaan lapangan pekerjaan oleh imigran atau pengungsi.

Komentar

Tulis Komentar