Dunia kini terancam Perang Dunia III. Sebelumnya itu hanya terjadi sebagai candaan. “Heuh, tutup tupperware emak hilang, bisa Perang Dunia III!”
Beberapa hari lalu (29/12), Amerika Serikat menembak mati petinggi militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani. Dilansir CNBC Indonesia, penembakan tersebut merupakan arahan langsung dari Presiden Trump. Jadi nampaknya Perang Dunia 3 jadi cita-cita kakek ini.
Pentagon beralasan bahwa Qasem berencana melakukan penyerangan terhadap diplomat Amerika di Irak. Pentagon suudjon kalau Iran mempersenjatai Hezbollah yang menyerang pasukan AS beberapa bulan silam.
Penyerangan terhadap Jenderal Qasem dilakukan ke mobil yang dikendarai tengah melaju ke Bandara Internasional Baghdad. Jenderal kunci hubungan Iran di Timur Tengah tersebut memang bertanggung jawab mengurus hubungan Iran dengan Hezbollah, kelompok Quds dan kelompok Syiah Irak. Irak sendiri mengecam penyerangan ini dan berpikir ulang atas kerjasama dengan Amerika Serikat.
Setelah berita ini muncul, dunia maya dilanda kehawatiran akan terjadinya World War III. Istilah ini menjadi trending topic di twitter maupun google.
Geopolitik Timur Tengah
Kekhawatiran ini jelas bukan tanpa dasar. Geopolitik dunia saat ini dilanda oleh dua kekuasaan blok besar, Blok Amerika Serikat berserta afiliasinya dan Rusia-Tiongkok bersama afiliasinya termasuk Iran. Ini juga yang melatarbelakangi kenapa Suriah tak kunjung usai.
AS sering kali mengawalinya di sidang PBB. Hal itu mendorong legitimasi agresi yang dilakukannya seperti halnya yang dilakukan di Irak, Afganistan, Libya dan beberapa negara lain. Parahnya, dia suka ngajak afiliasinya untuk turut serta.
Pada kasus Suriah misalnya, sejak 2011-2014 awal sebenarnya AS gagal masuk Suriah karena Rusia menggunakan hak veto di PBB. Rusia melarang siapapun masuk Suriah atas alasan apapun, menurutnya itu masalah dalam negeri. Akhirnya, negara yang dipimpin Vladimir Putin itu bekerja sama dengan bloknya seperti Tiongkok dan Iran untuk membenahi afiliasinya, Suriah.
Namun, pasca munculnya ISIS di Irak dan Suriah, AS punya alasan atas “Irak”. Berhubung ISIS bukan hanya di Irak, akhirnya dapatlah jalan untuk masuk Suriah. Beberapa kali mereka melakukan serangan membabi buta dan mengenai warga dengan alasan “Itu camp ISIS”.
Apakah AS sendirian? Tentu tidak. Ia mengajak Turki, Inggris, Arab Saudi, Yaman dan beberapa negara lain atas alasan kepentingan warga negara yang terlibat ISIS.
Sebulan lalu, Center for Foreign Relations memprediksi 3 hal yang akan terjadi di tahun ini. Pertama adalah konfrontasi Amerika Serikat dan Iran. Hal ini memang akan terjadi pasca dicabutnya isolasi terhadap Iran dari P5+1. Kedua adalah upaya-upaya penyatuan kembali Korea Peninsula khususnya denuklirisasi. Kita tahu bahwa upaya ini sudah dimulai sejak Kakek Trump bertemu dengan Om Kim Jong Un. Ketiga adalah konflik Laut China Selatan yang bisa jadi dimulai dari isu Uighur. Em?
Memahami geopolitik dunia saat ini memang sedikit berbeda dibanding perang dunia 2. Belum lagi kita yang ada di negara berflower suka ikut ribut dengan pemberitaan media dan segala hoax-nya.
Sebagai bagian dari Dewan Keamanan PBB, semoga Indonesia memberikan harapan akan perdamaian dunia. Jadi Perang Dunia III tak perlu ada.