Haul Gus Dur sabtu malam kemarin (28/12) memasuki tahun ke sepuluh. KH. Ahmad Mustofa Bisri atau yang sering dipanggil Gus Mus menceritakan bahwa ia mengambil banyak pelajaran hidup dari Gus Dur. Oleh karenanya, ketiadaan Gus Dur membuatnya merasa sepi karena tak lagi ada yang bisa di pelajari dari sosok Presiden ke empat tersebut.
Gus Dur mungkin menjadi satu-satunya orang yang senang menertawai diri sendiri. Suatu saat ketika menjadi presiden, Gus Dur diminta meresmikan pameran lukisan. Gus Mus hadir mendampingi. Kata sambutannya cukup singkat, Gus Dur hanya berkata “Sudah tahu gak bisa lihat, kok disuruh buka pameran lukisan”, kata Gus Dur. Hadirin tak ada yang tertawa karena yang berbicara adalah presiden.
Ini juga diungkapkan oleh anak ke empat Gus Dur, Inayah Wahid. Setelah tahlil selesai, Inayah memberikan sambutan. Katanya, “Bapak itu kalau ngasih pidata selalu mengawali dengan salam ‘Assalamualaikum’. Itu bukan karena bapak orang islam, tapi karena dia pengen ngecek, ada orang atau tidak.” kata Inayah.
Selanjutnya, Gus Mus juga belajar kesederhanaan dari Gus Dur. Gus Dur sering kali menggunakan pakaian lama yang sudah dijahit sana-sini. Bahkan setelah menjadi mantan presiden pun, Gus Dur tetap sederhana dan apa adanya.
Juga penting, Gus Dur adalah orang yang mengerti manusia. Gus Dur bisa memanusiakan manusia sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika berbicara dengan seseorang, Gus Dur akan mengecek terlebih dahulu latar belakang orang itu agar ia bisa menyamakan nada dan cara berbicaranya. Sosok Gus Dur tidak pernah melakukan sesuatu dimana dirinya menjadi tolak ukur terhadap orang lain.
Namun, Almarhum KH. Abdurrahman Wahid tersebut merupakan sosok yang haus ilmu. Ia pindah dari Kairo ke Irak bukan karena ia tak mampu, tapi menurutnya pelajaran di Kairo telah ia pelajari selama pesantren.
Gus Mus juga menceritakan bahwa Gus Dur beberapa kali memperingatkan bahwa islam tidak pernah menganggap rendah kebudayaan dan keilmuan orang lain.