Era 4.0 Buat Dunia Serba Terbalik

Analisa

by Rizka Nurul

Perkembangan zaman semakin terasa memperburuk keadaan dan menyempitkan segalanya. Padahal, katanya perkembangan di era ini melepas batas-batas dunia namun nyatanya batas baru muncul. Saya melihat banyak hal yang mungkin di zaman 3.0 bertindak memang sepantasnya namun sekarang tidak. Mungkin logika juga nanti akan berubah. Parahnya, Era 4.0 membuat semua serba terbalik.

Beberapa kasus terjadi pada anak yang harus mengawasi orang tuanya. Bukan karena sakit atau kenapa-napa, justru karena orang tuanya terjerumus dalam hoax. Kok bisa?

Sebut saja Mawar. Mawar tergabung dalam sebuah grup whatsapp ibu-ibu komplek. Alasan Mawar terlibat dalam grup tersebut karena ibunya tidak punya whatapp. Perempuan 22 tahun itu nyaris pusing karena tiap hari masuk berita-berita yang tak jelas asal-usulnya.

Dalam suatu waktu misalnya, Mawar menerima sebuah broadcast tentang modus ojek online yang membawa nasi bungkus. Ojek Online tersebut dibilang sebagai misionaris yang akan menyebarkan ideologi menyesatkan. Apalagi itu dibagikan setelah sholat.

Mawar menjawab, "Ini justru cambukan buat kita agar jangan sampai kita didahului oleh misionaris dalam berbagi dengan orang miskin. Selain itu, apa tidak sebaiknya kita tanya orang bersangkutan?". Namun, Mawar malah dianggap membela misionaris, tidak tahu apa-apa, mengingkari kebenaran dan sebagainya. Si pengirim pun justru bilang, "Mohon maaf kalau ini tidak benar." Lalu kalau ia tidak yakin, kenapa malah disebar?

Orang tua mengawasi anak hingga dewasa agar sesuai dengan ekspektasinya. Harapannya agar anak bisa lebih maju dari orang tuanya. Ini mungkin masih normal. Masuk ke perkembangan zaman, orang tua memberikan gadget kepada anaknya. Banyak anak yang akhirnya lebih bisa menggunakan teknologi dibanding orang tua. Tak jarang juga akhirnya justru sang anak yang mengajari orang tuanya.

Jika itu masih dianggap wajar, maka kita akan melihat banyak kasus anak yang harus mengawasi orang tua. Orang tuanya tak paham literasi digital. Sedangkan anaknya justru sangat paham kerane pendidikan memadai yang disediakan orang tuanya. Akhirnya, anak harus mengawasi orang tua yang bikin grup whatsapp karena sebar hoax.

Era 4.0 ternyata juga jadi PR buat anak muda yang paham literasi digital untuk sabar-sabar menyebarkan ini. Hal ini tentu untuk perdamaian kita semua.

Komentar

Tulis Komentar