Cuaca Indonesia dalam sebulan terakhir mencapai 40 derajat celcius. Hal ini tak pernah dirasakan sebelumnya meski negara katulistiwa mengalami kemarau panjang. Kebakaran hutan juga terjadi di berbagai pulau dari Sumatera, Kalimatan, Jawa hingga Papua. Atas dasar tersebut, Wahid Foundation bersama DW melakukan pertemuan kolaborasi dengan mengusung tema “Seeding Eco Islam for the Future : Love Humans, Love the Environment“.
Islam mengajarkan umatnya peduli sesama juga peduli dengan alam sebagai tempat hidup. Hal ini diajarkan dalam hadits dan ayat Al Quran. Pada ayat Q.S. Al-A’raf (7): 56 disebutkan bahwa orang yang merusak ekosistem hidup termasuk orang-orang tercela. Bahkan diriwayatkan saat perang, Rasulullah melarang mematahkan batang pohon sekalipun. Agama ini disebut rahmatan lil alamin karena memang memikirkan manusia hingga alam.
Pertemuan ini dilaksanakan pada kemarin (30/10) hingga hari ini di Double Tree Hotel, Jakarta. Acara yang didanai oleh German Foreign Office ini mengundang peserta dari berbagai keyakinan, kementerian, media, praktisi, aktivis hingga akedimisi. Tak hanya dari Indonesia, delegasi dari Bangladesh dan Pakistan juga hadir. Mereka berharap bahwa diskusi ini akan membawa perspektif Eco-Islam dimana gerakan agama dan sosial berkontribusi terhadap alam.
Hari pertama, forum berfokus kepada aksi berbagai peserta yang telah melakukan eco-islam. Salah satunya adalah persantren di sekitar Jakarta, Az-Zikra yang telah mewajibkan menanam pohon untuk santrinya. Forum ini mengajak untuk memberikan aksi signifikan dan komitmen terhadap kelestarian alam dimana hari kedua peserta diajak menuju al-Tsaqofah Ciganjut. Disana, peserta menanam pohon bersama.
Forum serupa akan dilaksanakan di Pakistan pada 23-24 November 2019 mendatang di Pakistan. Selanjutnya forum akan dilakukan di Dhaka, Bangladesh tahun 2020 sebagai konferensi ketiga.