Karena Berbeda Keindahan Tercipta

Other

by Eka Setiawan

Perbedaan adalah keniscayaan. Dia adalah sesuatu yang sudah digariskan dari sononya, dari “pabriknya”. Dari perbedaan itulah keindahan tercipta.

Nggak percaya? Misalnya ya; pelangi. Pelangi itu indah bukan? Itu loh, hiasan warna-warni di langit hasil pembiasan cahaya sehabis hujan. Indahnya pelangi karena apa? Ya karena warnanya yang beda-beda. Bayangkan saja kalau pelangi cuma satu warna, bukan mejikuhibiniu?

Ada laki-laki ada pula perempuan. Ada orang tinggi ada yang lebih rendah. Ada yang hitam ada putih. Nggak ada hitam kalau nggak ada putih bukan?

Jadi mereka itu, perbedaan itu, sebenarnya saling mengisi, jadi harmoni yang indah.

Kalau ada orang atau kelompok yang tak menghendaki adanya perbedaan, lalu melakukan cara-cara kekerasan untuk “menyeragamkan”, memaksakan kehendak mereka, itu pasti akan jadi konflik.

Pasti akan terjadi perlawanan, selain tentu akan jatuh korban. Kalau sudah begini, hidup pasti nggak akan nyaman. Di sana-sini adanya ketakutan, baik si pelaku yang takut akan dibalas atau ditangkap aparat keamanan ataupun tentunya individu atau kelompok yang diperangi. Demi kehendak individu atau segelintir orang.

Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubyatmoko, ketika ditemui beberapa waktu lalu di kantornya di Kota Semarang, sepakat jika perbedaan harus dihargai, termasuk perbedaan memeluk keyakinan.

Dia menyebut terjadinya aksi kekerasan dari individu atau kelompok yang berbalut agama, itu sebenarnya hanya dilakukan kelompok kecil. Memaksakan kehendaknya, mencoba mengatur, mengambil alih tatanan yang sudah baik. Jadi jangan sampai kita semua, negara, kalah dengan aksi-aksi individu atau kelompok yang menggunakan cara-cara kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.

Sebab perbedaan adalah keniscayaan, sebenarnya itu adalah anugerah dari Tuhan. Kalau Tuhan menghendaki semuanya sama, pastilah itu hal kecil saja. Wong Tuhan itu Maha Besar.

Tapi kenapa yang diberikan justru perbedaan? Ya agar tercipta harmoni, manusia ini saling belajar, menghargai sesama, saling melengkapi.

 

sumber ilustrasi: Pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar