Penusukan Menkopolhukam: Syahril dan Fitri Berbagi Tugas Menyerang

Other

by Eka Setiawan

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terus memburu otak di balik penyerangan yang dilakukan pasangan suami istri (pasutri) Syahril Alamsyah dan Fitri Adriana kepada Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Div Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyebut dari pemeriksaan sementara, insiden penyerangan itu sudah dibagi tugas.

Pasutri itu akan menyerang menggunakan pisau yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pembagian tugasnya, Syahril akan menusuk pejabat sementara Fitri istrinya akan menusuk polisi yang didekatnya.

“Jarak rumah dengan TKP itu 300 meter, mereka datang bersama anaknya menaiki sepeda motor,” ungkap Dedi melalui siaran pers yang diterima ruangobrol.id, Jumat petang.

Ketika Wiranto turun, terjadilah insiden penusukan itu. Syahril langsung menyerangnya, sementara Fitri sang istri menusuk Kompol Dariyanto yang merupakan Kapolsek Menes. Kapolsek ditusuk karena yang paling dekat dengan Wiranto. Kapolsek ditusuk dari belakang 2 kali, satu mengenai punggung satu lagi di tangan kiri,” lanjutnya.

Pasutri itu, berdasar hasil pemeriksaan Densus, terkoneksi dengan Abu Zee alias Fazri Pahlawan, amir Jamaah Ansor Daulah (JAD) di Bekasi yang sudah lebih dulu dibekuk pada 23 September 2019 lalu.

Syahril alias Abu Rara dan Fitri berkomunikasi dengan Abu Zee via media sosial. Mereka hanya bertemu dengan Abu Zee sekali di Bekasi dan langsung dinikahkan. Setelah itu mereka pergi ke Pandeglang Banten dan mengontrak rumah di sana.

“Abu Zee merekrut Abu Rara bersama istrinya, sudah melalui proses ajaran-ajaran radikal ISIS,” sambung Dedi.

Soal penyerangan itu, Abu Rara dan istri sempat stres karena Abu Zee dan rombongannya telah ditangkap lebih dulu pada 23 September itu. Mereka stres karena dibayangi penangkapan oleh Densus, menyusul teman-temannya sudah dibekuk lebih dulu. Ketika ada momentum itulah mereka akhirnya melakukan amaliyah alias serangan itu.

Sebelum menyerang, kelompok ini sempat berlatih di Gunung Halimun Jawa Barat, mulai dari survival, latihan menggunakan senjata tajam, senjata api rakitan, latihan menggunakan bom dengan daya ledak tinggi.

Dedi menyebut Densus 88 sejauh ini masih memburu master mind insiden ini. Jaringan ini terkoneksi jaringan Sibolga, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Manado, Bali, Bandung dan Bekasi.

 

sumber foto: istimewa

 

Komentar

Tulis Komentar