Pacaran Dari Masa Ke Masa

Other

by Rizka Nurul

Hubungan pacaran merupakan salah satu upaya pra nikah. Bisa setuju atau tidak, tapi pacaran itu masa latihan. Setidaknya latihan setia alias saling mengikat sebelum menikah. Meskipun itu tidak menjamin.

Yang menarik, pacaran punya gaya berbeda dari masa ke masa.

Masa Kemerdekaan


Mungkin karena zaman ini sulit ya? Mereka yang hidup tahun 1930-1950an jarang pacaran. Kalau udah siap, langsung kawin aja. Jadi kalau PDKT, bawanya yang mevvah-mevvah seperti sertifikat tanah, jeruk satu keranjang atau bahkan ayam 10 ekor. Zaman ini, mereka berlomba untuk mapan di depan orang tua si pacar.

Masa Jadul


Mereka yang hidup di tahun 1950-1970an cenderung punya cara pacaran yang sama. Bisa jadi orang yang dinikahi adalah pacar pertama dan terakhir. Mereka juga cenderung pacaran lebih terbuka dengan orang tua. Para sesepuh zaman ini biasanya menjalani hubungan setelah merasa siap. Semakin siap, ia akan semakin maju tanpa basa-basi dan banyak pertimbangan.

Masa Setengah Jadul


Golongan masa setengah jadul pada tahun 1970-1980. Mereka pacaran setelah dewasa. Biasanya mereka berganti-ganti pacar namun dengan jeda cukup lama. Misalnya 2 tahun, 3 tahun dan seterusnya. Zaman ini juga para lelaki mulai sering memberikan sesuatu yang sederhana. Seperti membelikan peralatan pribadi sang pacar.

Masa Tidak Terlalu Jadul


Golongan tidak terlalu jadul masuk di tahun 1980-1995 atau masa milenial. Milenial ini biasanya mulai pacaran setelah merasa dewasa. Banyaknya milenial mereka menjalin hubungan dengan lawan jenis sejak SMP. Jadi pas udah mau nikah ditanya mantannya berapa? Yaaaa cukup banyaklah. Pemberian yang diberikan untuk sang pacar tidak hanya dari laki-laki ke perempuan, tapi saling memberi. Mereka memberi dari hal yang cukup sederhana pas hari spesial seperti anniversary atau hari ulang tahun. Zaman ini juga mulai mengenal pacaran backstreet alias tanpa diketahui orang tua.

Masa Modern


Perkembangan anak 1995-2005 lebih mengenal internet. Jadi ini generasi modern. Pacaran mereka di mulai dari SD, lewat SMS. Anak-anak ini juga perlahan suka sinetron dan mengikuti sinetron. Kalau milenial 'merasa' dewasa, masa alay generasi ini dipenuhi oleh Dewasa Sebelum Waktunya. Terus pas masuk "dewasa" versi normal, mereka akan merasa tua. Cara pacarannya jadi mulai mengurusi hal-hal rumah tangga, jadi anak zaman ini lebih mau nikah muda dibanding milenial.

Masa Modern Banget


Anak 2005 ke atas udah mengenal pacaran sejak dini. Kadang perjodohan melalui cie-cie dilakukan oleh orang tua mereka. Adapun yang mulai pacaran ala orang tua. Jadi ini bukan dewasa lagi, tua. Mereka panggil mama-papa sejak SD. Pacarannya pun lintas media, mulai dari whatsapp punya mamanya, bikin facebook sampai punya instagram. Tapi mereka cenderung gak norak sama perkembangan zaman. Mereka juga lebih maju secara pemikiran termasuk mulai mikirin vendor nikah sejak SMP.

Setiap masa ternyata punya gaya pacaran yang beda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan zaman juga. Pra kemerdekaan belum ada media sosial, komputer aja masih segede rumah. Ini bisa jadi pelajaran penting kalau ternyata ceramahin anak itu, beda zaman beda juga caranya. Anak modern banget gak bisa diberi peraturan seperti zaman jadul.

Perkembangan zaman adalah sebuah keniscayaan. Ini akan mempengaruhi banyak hal dan jangan sampai kita masih terjebak di golongan kita. Pemikiran dan metode juga harus berubah.

Yang jomblo gak usah baper gaya pacaran!

Komentar

Tulis Komentar