“Apa hukumnya suka dengan film korea?” Tanya seorang jamaah melalui secarik kertas kepada Ustadz yang sedang memberikan ceramah. Dulu suka korea kayanya biasa aja. Tapi sekarang nampaknya sudah ganggu sampai dipertanyakan di ceramah Agama. Efek Korean Wave!
Beberapa bulan lalu, ketika sedang mengantri di Stasiun, anak remaja perempuan membawa lightstick khusus. Saya gak tau itu apaan. Kenorak-an dan penasaran saya melebur jadi satu menuju google. Oh ternyata itu super wand, lightstick khusus penggemar Super Junior.
Indonesia menjadi salah satu negara yang kena Korean Wave. Menurut Kaori Nusantara, Indonesia menjadi negara nomor dua dengan gelombang korean wave terbesar di dunia. Indonesia hanya kalah dari Korea Selatan, negara asalnya. Jadi kenapa hampir tiap hari trending topic di twitter adalah korea? Ya karena ini. Nomor dua cuy!
Korean Wave atau Hallyu ternyata bukan terjadi di Indonesia saja. Di bawah Indonesia ada Thailand, Vietnam, Amerika Serikat dan Jepang. J-Pop bahkan terancam eksistensi di negara sendiri karena ini. Beberapa nama artis J-Pop pun nampak terlibat di Korea. Dahsyat kan?
Bagaimana dengan Indonesia? Memang belum ada artis Indonesia yang pindah kesono. Tapi Indonesia berhasil jadi pasar yang menggiurkan buat seniman Korea. Sampai Agustus saja, lebih dari 10 kali konser K-Pop di Indonesia selama 2019. Luwaaarrr Byasah.
Korean Wave juga nampak diperbesar oleh media Indonesia sendiri. Shopee dan ruangguru telah menghadirkan konser K-Pop meriah. Beberapa TV Swasta juga menghadirkan bintang K-Pop di perayaan ulang tahun. Belum lagi beberapa rumah produksi yang melakukan shooting di Korea, menyadur film Korea atau bahkan memboyong orang Korea dalam filmnya.
Gimana sih awalnya Korean Wave? Kalau menurut Wikipedia yang Tahu Terus, gelombang ini dimulai tahun 1990an. Awalnya H.O.T ngetop di Tiongkok. Setelah itu, Tiongkok mulai menayangkan drama Korea. Ini kemudian diikuti oleh banyak negara. Sejak saat itu, makanan, bahasa dan gaya korea mulai menjalar bersama drama Korea. Di Indonesia sendiri dipelopori oleh drama Endless Love dan Winter Sonata.
Pemerintah Korea menjadikan artis K-Pop sebagai diplomat kebudayaan. Dukungan ini berupa kemudahan birokrasi dan melibatkan artis di acara kenegaraan. Banyak orang yang ingin belajar bahasa korea karena artis korea. Ribuan orang berlibur ke Korea dan menghasilkan devisa bagi negara tersebut. Belum lagi produk merchandise K-Pop yang diimpor dari Korea. Pendapatan Perkapita Korea naik tajam pasca K-Pop.
Kenapa sih anak sekarang suka K-Pop? Ruangobrol pernah membahas ini lho!
Ada yang perlu kita pahami terkait hal ini. Mereka yang menjadi fangirl atu fanboy suka dengan artis bukan cuma karena tampang. Beberapa alasan dikemukakan karena suka dengan cerita dibalik perjuangan si artis. Namun ternyata ada alasan lain yang kuat dan bisa menggerakan trending tadi. Apakah itu? Ya, kekuatan komunitas.
Saat berada dalam satu komunitas, seseorang akan merasa dipahami oleh orang lain. Mereka akan merasa satu visi, satu rasa, satu sepenanggungan dan satu kesatuan. Ketika yang satu lagi trending, meskipun itu bukan idola mereka, yang lain akan bantu supaya trending. Meskipun isinya twitnya hastag aja atau “up” dan hastagnya.
Persatuan komunitas fans Korea ini sangat nampak di dunia maya. Mereka biasanya pakai wajah idola sebagai avatar twitter. Saat ada yang ledek, “Yang ava twitternya muka korea mana ngerti beginian” atau “Dasar muka plastik”, maka sesungguhnya dia sedang uji nyali. Ribuan fans K-Pop akan menyerang.
Meskipun maya, rasa dipahami itu terasa. Itulah yang membuat mereka bersatu. Gimana sih kalau ketemu orang senasib, kan rasanya adem ya. Meskipun nasibnya sama-sama gak enak.
Jadi, orang tua yang ngeluh anaknya kena Korean Wave coba dideketin anaknya. Mungkin impian mereka lebih bisa ditunjukkan oleh Drama Korea. Mungkin perasaan mereka lebih bisa digambarkan lagu Korea. Mungkin bisa jadi anaknya lebih merasa dipahami oleh lagu Korea dan Drama Korea. Mungkin ..
Artikel yang sangat menarik. Agar menambah wawasan, saya rekomendasikan artikel berikut : https://www.unair.ac.id/site/article/read/3890/pakar-unair-kupas-tuntas-penyebab-demam-drama-korea-pada-remaja-perempuan.html