Jika kemarin Jakarta darurat polusi, hari ini Indonesia Darurat Asap. Lokasi kebakaran hutan dan lahan tersebar di Riau, Jambi dan Kalimantan. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, mencapai puluhan ribu hektar! Entah ini darurat asap ke berapa.
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengumumkan bahwa hutan dan lahan yang terbakar sejak Januari hingga Agustus 2019 mencapai 328.724 hektar. Seperti yang dilansir oleh tirto.id , Riau menjadi provinsi yang paling luas mengalami kebakaran hutan. Angka ini berbeda dengan Kementerian Lingkuhan Hidup dan Kehutanan (KLHK). KLHK mencatat hanya 239.161 hektar lahan yang terbakar.
Data FAO tahun 2011 menempatkan Indonesia di urutan ke-9 di dunia sebagai negara dengan hutan terluas. Diperkirakan luas hutan di Indonesia mencapai 884 ribu hektar. Angka ini terus menurun karena per harinya kerusakan hutan mencapai 50 hektar. Ya coba kurangin aja 884 ribu dan yang terbakar 328.724 (versi BNPB). Itu baru 2019, datanya data 2011, jadi berapa sebenarnya yang tersisa? š
Hari ini, indeks udara di Palangkaraya mencapai 900-1000 dan masuk kategori Bahaya. Jakarta aja yang 150 udah ngomel-ngomel ama gubernur. Kenapa ngomel? Karena indeks bersihnya itu dibawah 50. Gimana ini kalau 1000? Bisa butuh beberapa minggu untuk menstabilkan udara itu pun kalau sudah tidak ada lagi kebakaran.
Darurat asap dari Indonesia itu ternyata bukan hanya dirasakan seprovinsi. Tapi asap tersebut juga diekspor ke Malaysia dan Singapura. Jadi penyakit pernapasan juga menyerang mereka.
Pemerintah sendiri telah melakukan penyelidikan. Ternyata asap ini bukan karena musim kemarau, tapi karena dibakar. Menurut CNBC Indonesia, 1 perusahaan Singapura dan 3 warga negara Malaysia telah ditangkap terkait kebakaran hutan ini.
Kenapa kita perlu peduli? Dampak kebakaran hutan ini memang gak nyampe Jawa dan Sulawesi. Kita bisa care ama kasus kebakaran Hutan Amazon, masa sama negara sendiri gak peduli?
Selain itu, kita patut bersyukur dan minimal mengurangi polusi. Kalau deket, ya mulailah berjalan kaki. Kan enak jalan kaki, bisa sapa kanan-kiri. Kali aja ada tetangga yang selama ini terpendam dan potensial jadi pujaan hati. Kita bisa mulai menjaga lingkungan. Syukur kalau mulai menanam pohon. Pohon itu investasi udara! Gak terlihat, tapi kerasa, kaya cinta. Hehehe.
Semoga Indonesia Darurat Asap segera berakhir. Begitupun kamu yang Darurat Cinta, semoga segera menemukan kebutuhan hatinya. Karena yang didamba belum tentu yang dibutuhkan.