Indonesia kehilangan putra terbaiknya, Bacharuddin Jusuf Habibie. Presiden ketiga tersebut meninggal pada 11 September 2019, kemarin di RSPAD Gatot Soebroto. Habibie, begitu kita memanggilnya menghembuskan nafas terakhir setelah beberapa hari dirawat di RS. Sehari sebelumnya, hoaks tentang meninggalnya Habibie telah ramai di dunia maya.
BJ Habibie bukan sekedar dikenang sebagai presiden, tapi juga bapak demokrasi. Tahun 1999, beliau dilantik menjadi presiden menggantikan Presiden Soeharto secara mendadak. Selama 1,5 tahun, Habibie memimpin Indonesia dalam masa yang sulit. Dolar naik, demontrasi, pelanggaran HAM dan inflasi tak terkendali menjadi masalah utama Indonesia saat itu. Habibie memutuskan untuk melepaskan tahanan politik zaman orde baru dan melepaskan Timor Timur. Kebijakan Habibie ini adalah salah satu yang membuat MPR menolak pertanggungjawabannya sebagai presiden.
Habibie juga membangun Komnas Perempuan atas keresahan ibu-ibu perwakilan masyarakat saat itu. Selain itu, ia membangun KPU yang independen. Tak hanya itu, Habibie membuka kebebasan pers dan berpendapat di Indonesia.
Posisi Politik Habibie emang serba bingung. Ia diminta jadi presiden saat ia baru 2 bulan menjabat wakil presiden. Banyak yang langsung meragukan kemampuan teknokrat asal Pare-pare ini. Namun Habibie tidak menyerah begitu saja. Ia tetap hadir sebagai Presiden bangsa ini. Habibie menyatakan bahwa memperbaiki Indonesia layaknya memperbaiki pesawat terbang. Ia harus menyeimbangkan penerbangan dulu agar bisa terus terbang. Habibie berhasil melakukannya.
Sosok Habibie penuh cinta terlihat sejak istrinya, Hasri Ainun Besari meninggal dunia pada 2010. Ibu Ainun Habibie meninggal di Jerman karena kanker Ovarium. Habibie setia mendampingi istrinya hingga menghembuskan nafas terakhir. Tangisnya tak berhenti ketika jenazah Ainun dimasukan ke liang lahat. “Saya buat persyaratan. Tidak mau istri saya dimakamkan di TMP Kalibata, kalau saya tidak disebelahnya. Kalau tidak, tidak usah.” Ujar Alm. Habibie di acara Mata Najwa, Metro TV Juni 2016. Habibie juga terus datang setiap hari jumat dan selasa ke KMP Kalibata.

“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya. Tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup” – BJ Habibie
Habibie menjadikan cinta sangat dekat dengan kehidupan. Sekelas presiden pun punya kisah cinta. Apalah artinya hidup tanpa cinta, itu yang digambarkan dari Presiden 510 hari ini. Tak hanya itu, Habibie mencontohkan arti cinta kepada istri, keluarga dan bangsa. Ia kembali ke Indonesia karena cintanya kepada bangsanya. Padahal ketika itu Jerman menawarinya banyak kesempatan sedangkan Indonesia meragukan kemampuannya. Mr. Crack tetap berjalan maju membangun pesawat terbang Indonesia. Industri tersebut mati sebelum waktunya saat krisis ekonomi.
Selamat jalan Pak BJ Habibie