Innaalillaahi wa innaa ilaihi rooji’un. Bapak teknologi Indonesia, Eyang Baharuddin Jusuf Habibie, telah berpulang ke rahmatullah pada 11 september 2019, pukul 18.05 di RSPAD Gatot Subroto.
Beliau memang bukan kakek kandung saya, tetapi mendengar kabar kepergian beliau, tak bisa diri ini menahan kesedihan. Saya begitu merasa kehilangan. Padahal ketemu aja nggak pernah, apalagi ngobrol.
Saya yang belum pernah ketemu merasa kehilangan seperti kehilangan saudara atau kerabat. Bagaimana dengan keluarga dan teman-temannya?
Beliau memang lain dari yang lain. Seluruh masyarakat indonesia berduka dan benar-benar merasa kehilangan. Sediiih bangeet sulit untuk dijelaskan dengan kata kata.
Semua orang punya ceritanya masing-masing ketika berkesempatan bertemu dengan Eyang Habibie. Pun begitu dengan ayah saya. Iya, ayah saya dulu salah seorang pegawai di sebuah BUMN di Batam. Ayah pernah berkesempatan bisa satu pesawat dengan beliau. Kala itu, ayah saya masih baru masuk kerja. Eyang Habibie tidak memandang status atau jabatan orang tersebut. Beliau ngobrol dengan siapa pun.
Ketika di dalam pesawat, Eyang Habibie menghampiri kursi ayah saya dan teman-temannya dan menceritakan berbagai hal,m ulai dari pengalamannya sampai teknologi. Apalagi, ayah punya ketertarikan di bidang aviasi, makanya jadi klop deh!
Eyang Habibie ahli dalam bidang sayap pesawat dan bisa menemukan bagaimana dan di mana badan pesawat retak. Karena keretakan bisa membahayakan pesawat. Eyang Habibie yang menemukan winglet pesawat. Tapi, tidak mau dipatenkan karena untuk kepentingan manusia. Kalau dipatenkan eyang bisa dapat uang terus dari pabrik pesawat. Tapi eyang tidak tamak. Eyang bilang, karyanya untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Itulah sedikit paparan dari ayah saya. Dan satu pesan dari eyang yang ayah pakai sampai sekarang, “Percaya Boleh, tapi cek lebih baik.”
Eyang Habibie … kontribusimu, perjuanganmu, pengabdianmu, benar-benar jadi contoh untuk seluruh masyarakat Indonesia. Seorang cendikiawan muslim, jenius lagi romantis. Eyang tidak hanya memberi contoh dalam bidang IPTEK dan IMTAQ. Tapi, keromantisan beliau dengan sang istri, almarhumah Ibu Ainun, juga patut kita contoh.
Sobatngobrol udah pada tau kan Perjalanan hidup beliau, prestasi beliau yang luar biasa? Entah dari buku atau film-filmnya. Pokoknya Eyang Habibie idaman kita semuaa deh. Siapa sih yang nggak mau punya crush kayak beliau?
“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya. Tanpa kecerdasan, cinta itu tak cukup”
Terimakasih, Eyang. Selamat Jalan. Semoga Allah menerima segala amal ibadahmu.