Kisah Pengungsi yang Kabur dari ISIS: Sejauh Manapun Kaki Menyasar Kampung Halamanlah Tempat Bersandar  (1)

Other

by Eka Setiawan 2

Kisah ini diceritakan oleh Aleeya Mujahid, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini jadi salah satu penghuni kamp pengungsian di Suriah.

 

Kenalin, gue Aleeya Mujahid. Gue ini salah satu penghuni di kamp pengungsian di Suriah. Sebuah kamp di bawah otoritas Kurdistan, pasukan SDF alias Syirian Democratic Forces.

Kamp ini terdiri dari tenda-tenda warna putih. Berdiri di atas tanah tandus dengan sedikit rerumputan tumbuh. Di sini serba sederhana bahkan bisa dibilang kekurangan.

Gue di sini nggak sendirian, ada ribuan orang lainnya yang sama nasibnya kayak gue. Ribuan eks ISIS yang saat ini lagi menunggu kepastian dari negara masing-masing asal kami, untuk pulang. Ya kami menunggu pulang!

Mungkin kebanyakan dari kalian mengira, kami ini orang-orang yang sekarang lagi “ngemis” minta dijemput sebab ISIS sudah kalah, kehabisan wilayah kekuasan kan? Jadi mau nggak mau, suka nggak suka, pulang karena nggak ada pilihan.

Oke, tak masalah ada anggapan demikian. Tapi, ya nggak juga!

Gue dan ratusan warga negara asing lainnya banyak yang udah hampir 2 tahun terdampar dan terlantar di sini. Sehari-hari kami: hidup segan mati tak mau.

Keluarnya kami dari ISIS di wilayah Suriah itu adalah pilihan kami sendiri. Bukan karena dipaksa keadaan yang udah nggak memungkinkan kami bertahan di sana.

Serem?

Mungkin banyak di antara kalian ketika mendengar kata “eks ISIS” yang terbayang adalah kami ini orang yang menyeramkan sekaligus menjijikan. Sebabnya, yang pernah gabung ISIS seolah sama semua, sebagai manusia berdarah dingin, bergabung kelompok sadistis, tak punya hati nurani.

Jelas-jelas kelompok ISIS itu begitu, kenapa masih aja mau gabung? Ini kan (mungkin) pertanyaan di benak kalian?

Ada banyak sebab kami datang ke sini. Tak semuanya karena pilihan dan kemauan sendiri.

Banyak di antara kami ini masih anak-anak, masih bawah umur, yang nggak tahu apa-apa. Cuma ngikut orangtua atau rombongan kami saja. Bahkan sampai “ditipu”, katanya mau liburan ke Turki ternyata malah nyeberang masuk Suriah.

Di antara kami banyak juga yang perempuan. Mereka cuma ngikut suami masing-masing, sebabnya adalah tuntutan harus taat ke pemimpin yang notabene suami kami sendiri.

Banyak pula di antara kami yang tergerak masuk Suriah karena alasan kemanusiaan. Sering muncul di video-video di YouTube, diperlihatkan orang-orang Suriah yang menderita, terzalimi rezim Bashar Assad, “Yaa ayyuhal muslimuun, ayna antum?”

Pas mereka ini sudah datang menjawab panggilan itu, malah disemprot “Ngapain Lo ke sini? Kita aja pengen keluar!”

Banyak juga datang karena alasan Islam. Mereka tergerak datang ke Suriah ini karena panggilan seorang laki-laki yang mengklaim dirinya sebagai Amir Almukminin (pemimpin Muslimin), menyerukan kepada semua Muslim dari seluruh dunia berkumpul di wilayah ini.

Alasannya, sesama Muslim harus saling menguatkan, mendirikan sekaligus wajib tinggal di negara Islam yang sesuai syariat 'alaa minhaaj annubuwwah.

Nah! Udah banyak kan sebabnya kenapa kami ini berada di sini. Gue sendiripun punya alasan dan cerita panjang plus rumit kenapa sampai kemari.

Semoga kalian tertarik buat dengerin cerita gue, mungkin juga bisa ambil pelajaran dari manusia yang memang lemah, tak luput dari dosa dan kesalahan ini.

Gak ada salahnya kan belajar dari kesalahan seseorang? Dan tentunya nggak semua kesalahan harus kalian yang mengalaminya sendiri, nggak cukup nanti waktu yang kalian punya di dunia.

Saya dan kami semua di sini merasa berhak untuk pulang. Mungkin kami memang salah, tapi bukan berarti kesempatan menjadi hilang.

Pembunuh, perampok, koruptor, pengguna narkoba dan para kriminal lain aja berhak mendapatkan kesempatan kedua, masa gue nggak?

Sementara gitu dulu ya cerita gue kali ini. Kisah selanjutnya nanti akan gue tuliskan lagi…

 

FOTO DOK. ALEEYA MUJAHID

Komentar

Tulis Komentar