Tim Pembela Muslim (TPM) secara resmi melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan Pasukan Anti Teror Detasemen Khusus POLRI (Densus 88) terhadap Risnawati (30) dan Rezki Hairulnisa (24). Laporan ini diterima oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Sulawesi Tengah kamis kemarin (5/9) pada 10.15 WITA.
Menurut Hildar, Staf Pengaduan Komnas HAM Sulteng, ada tiga point utama yang dilaporkan mereka, yakni proses penangkapan yang tidak sesuai prosedur dan adanya pelecehan. Paling utama, mereka ingin mengetahui keberadaan dan kondisi suami mereka.Sudah merasa dilecehkan, galau pula suami tak ada kabarnya.
Sebelumnya, Risnawati melakukan konferensi pers bersama Rezki di Sekretariat AJI Palu pada 4 September 2019 sore. “Saya bilang sabar, saya gunakan jilbab dulu, tapi pintu kos langsung didobrak, ditendang dan mengejar saya ke dalam kamar. Saya belum pake jilbab, tirai kamar dibuka petugas dan saya difoto-foto dan divideo”, jelas Risnawati sambil menangis tersedu dibalik cadar.
Risnawati dengan rinci menjelaskan bahwa ia didatangi oleh Densus 88 pada 3 September 2019 sekitar jam 12 malam. Ia kecewa karena ia langsung dibawa tanpa diperbolehkan memakai jilbab terlebih dahulu. Apalagi sehari-hari ia menggunakan cadar. “Katanya lama, mereka langsung masuk dan ini termasuk pelecehan, saya paham aturan hukum,” tambahnya sedikit menggebu.
“Polisi tidak menyertai surat penggeledahan, mereka datang langsung geledah isi kos pakai sepatu.” Kata Risnawati lagi. Kesalahan Densus 88 adalah tidak membiarkannya menggunakan jilbab, tidak permisi dan malah langsung dobrak pintu kos serta pakai sepatu saat menggeledah. Kan gak sopan. Masa gak sempet bilang “Assalamualaikum”?
Risnawati adalah istri dari Arkam alias Angga (25). Arkam ditangkap pada jam 20.00 WITA di hari yang sama ketika sedang membeli makanan tak jauh dari kosnya.
Bukan hanya Risnawati, Rezki, istri dari Hadi Saputra (21) juga merasa diperlakukan hal yang sama. “Dipaksa untuk mengaku sudah kerja sama yang dilakukan oleh suami saya,” kata Rezki yang tegar tidak menangis.
Baik Rezki maupun Risnawati mengaku tahu betul bahwa Hadi dan Arkam bekerja sebagai buruh bangunan. “Saya tahu pergaulan suami saya seperti apa, karena dia hanyalah seorang buruh bangunan, pagi kerja sore sudah ada di rumah” Risnawati kembali menjelaskan. Risnawati yakin bahwa Densus 88 salah.
Sedangkan menurut POLRI, penangkapan tersebut dilakukan lantaran keduanya terlibat dengan kelompok Ali Kalora, Pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yang masih buron. Keduanya melakukan i’dad (persiapan) dengan senapan angin dan membawa parang serta golok. Mereka berlatih berenang di pantai timur Palu dan aktivitas fisik lainnya.